Kamis, 02 September 2010

sikap hormat kepada alam

-->
SIKAP HORMAT TERHADAP ALAM


Teori ekosentrisme, biosentrisme, teori mengenal hak asasi alam, dan ekofeminisme adalah teori yang muncul setelah teori antroposentrisme. Teori-teori tersebut kurang lebih memiliki nilai yang beririsan, yaitu dalam komponen yang ada di alam ini manusia bukanlah komponen yang menjadi pusat (toeri antroposentris). Alam kususnya lingkungan (komponen biotic maupun abiotik) ini mempunyai posisi yang setara dengan posisi manusia.
Komunitas yang ada di alam ini tidak sebatas komunitas social saja, tetapi komunitas ekologi juga masuk dalam jajaran komunitas moral yang ada dialam ini. Hakikat manusia bukan hanya sebagai makluk social, tetapi juga sebagai manusia ekologis. Manusia tidak berinteraksi dengan manusia saja, tetapi juga dengan alam. Manusia tidak dapat hidup tanpa bersenggama dengan alam. Alam lah yang telah menyediakan segala kebutuhan manusian (dalam arti bukan mnjadikan alam sebagai tuhan).
Tetapi yang terjadi adalah dominasi penerapan teori antroposentris. Saat ini manusia masih menganggap dirinyalah yang mempunyai kekuatan tertinggi di alam ini, baik perasaan ini disengaja maupun tidak disengaja. Eksploitasi yang luar biasa telah ditunjukan oleh makluk yang bernama manusia. Utility oriented, mungkin itu yang menjadi pedoman manusia. Sebelum dirinya dan anak cucunya menghabisi alam di kanan-kirinya mungkin dia belum puas. Apabila keadaan ini tidak segera disadari dan diperbaiki, mungkin isi cerita yang ada di film 2012 akan terjadi. Seraya isi alam lulu lantah secara bergiliran dari segala penjuru arah.
Dengan kondisi itulah beretika kepada alam sangat dibutuhkan. Seperti yang telah disebutkan diatas, komunitas moral tidak hanya dibatasi oleh komunitas social, tetapi juga meliputi komunitas ekologis seluruhnya. Dan hakikat manusia bukan hanya sekedar sebagai makkluk social, melainkan juga sebagai makluk ekologis. Unsur-unsur diatas menjadi unsur pokok yang mewarnai sebuah pertanyaan kenapa kita (manusia) harus beretika kepada alam ini.
Terlepas dari cara pandang teori-teori di atas, semua teori etika lingkungan tersebut sama-sama mengakui bahwa alam semesta perlu dihormati. Bedanya dengan antroposentris adalah menghormati alam karena beranggapan bahwa kepentingan manusia bergantung pada kelestarian dan integritas alam. Sebaliknya, biosentrisme dan ekosentrisme beranggapan bahwa manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghargai alam semesta dengan segala isinya karena manusia adalah bagian dari alam dan karena alam menpunyai nilai pada dirinya sendiri. Dengan mendasarkan diri pada teori bahwa komunitas ekologis adalah komunitas moral, setiap anggota komunitas mempunyai kewajiban moral untuk saling menghormati. Bahlam menurut DE (deep ecology), manusia pun dituntut untuk menghargai dan menghormati benda-benda yang non-hayati, karena semua benda di alam semesta mempunyai hak yang sama untuk berada, hidup dan berkembang.
Alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada alam. Tetapi karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam, manusai adalah anggota komunitas ekologis. Bahkan  dalam perspektif ekofeminisme, sikap hormat kepada alam ini lahir dari dari relasi kontekstual manusia dengan alam dalam komunitas ekologis tadi. oleh : hariadi p.