Sabtu, 13 Juli 2013

Ruang yang nrawang


Pada meja bundar, yang bisa diisi oleh tiga kursi. Meskipun sebenarnya bila diisi dengan empat kursi masih bisa. Karena ada satu sisi yang menempel pada dinding, maka kursi yang muat hanya tiga pada kondisi yang masih nyaman. Pagi ini, saya sudah duduk ganteng di salah satu kursi yang memeluk meja bundar itu. Duduk pada sisi yang pas sebelah kanan saya adalah dinding dari kaca. Kaca ini tembus pandang pada apa yang ada di ruang sebelah. Di seberang kaca adalah ruang Tuan manajer. Ruang yang selalu panas, juga pada makna sebenarnya. Mesin Panasonic dengan kekuatan pendingin satu peka tidak terlalu berarti di ruangan ini. Pada ukuran ruangan tiga kali tiga meter persegi harusnya mesin ini dapat berfungsi dengan lebih. Tapi, Tuan manajer tidak tahan dengan pendingin. Jadi, dicuekinlah si pendingin itu. Kasian. Selain itu, ruang ini tak jarang juga terlihat tatapan mata yang menajam dan percakapan yang menegang.

Rabu, 03 Juli 2013

Ant dan Gula


Antoni, pagi buta sudah bangun dan mulai menyiapkan untuk memeluk apa yang ia cintai. Umumnya, untuk yang lain, akan memeluk apa yang dicintai saat terlelap malam. Tapi Antoni beda, ia masih lajang dan satu-satunya yang ia cintai adalah bahan hasil olahan tebu, gula pasir. Semut mana yang tidak doyan gula. Semua suka, tapi ada karakter unik oleh Antoni pada yang ia cintai. Pada kristal gula pasir ini.

Tak lupa ia melakukan rutinitas sembah sujud pada sang penciptanya, juga pencipta yang ia cintai. Pada rutinitas tersebut selalu tak tertinggal ia mengucap rasa syukur kepada sang hyang karena telah menciptakan sang kekasih dambaan. Gula. Setelah melakukan sembah sujud,ia olahraga kecil, supaya tak kram bila nanti ia menikmati kekasihnya.