Ada
skeptis pada orang-orang yang bekerja di persemaian. Yaitu tentang tanaman
pioneer. Kebanyakan mereka menganggap tanaman pioneer adalah jenis-jenis
seperti sengon, sengon buto dan akasia-kebanyakan berarti bukan semuanya lho
yaa, ada sebagian juga yang sudah mengerti. Pioneer sendiri adalah tanaman yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada awal suksesi dan mempunyai sifat cepat
tumbuh. Sengon, akasia merupakan tanaman pioneer, tapi tanaman pioneer tidak
hanya itu. Misal, Trema, Nauclea, Hibiscus, Macaranga, johar (Cassia
seamea) dan masih banyak contoh lainya.
Perihal persemaian yang diperuntukan
untuk revegetasi pasca penambangan. Maka jenis yang ada di persemaian tersebut
harus memiliki ragam jenis yang banyak. Berdasarkan tujuan rehabilitasi untuk
mengembalikan pada kodisi hutan yang heterogen, selain tanaman pioneer juga ada
tanaman sisipan seperti tanaman lokal dan tanaman yang mempunyai multi tujuan (Multi Purpose Tree Species-MPTS).
Tanaman lokal adalah tanaman asli yang
menghuni kawasan sebelum dilakukan penambangan. Dalam kasus penambangan di Kalimantan, maka jenis tanaman lokal adalah Meranti (Shorea sp.), Kapur (Dryobalanops aromatic), Ulin (Eusyderoxilon
zwageri), Bengkirai (Shorea
laevifolia) atau jenis-jenis lainya yang sebagian besar masuk dalam family
Dipterocarpaceae. Jika penambangan ada di jawa maka jenis lokalnya adalah
tanaman yang dulunya tumbuh dan dikembangkan dengan baik di sana. seperti Jati (Tectona grandis), Mahoni (Swietenia
macrophylla) atau untuk lahan dengan ketinggian di atas 500 mdpl bisa
menggunakan Rasamala (Altingia excelsa),
Puspa (Schima wallichii) atau jenis
lainya yang harus sesuai dengan habitatnya. Setidaknya pada jenis lahan dan
ketinggian tanah dari permukaan laut.
Lain halnya dengan MPTS, MPTS merupakan
jenis tanaman yang mempunyai peruntukan lebih dari satu. Misalnya tanaman
buah-buahan, tanaman yang menghasilkan getah, serta tanaman yang dapat diambil
minyak atsiri. Contoh MPTS adalah Kayu putih (Melaleuca leucadendron), Duren
(Durio zibetinus), Damar (Aghatis dammara), Karet (Hevea brasiliensis) dan lain sebagainya.
Tanaman lokal dan MPTS biasa digunakan
untuk tanaman sisipan pada areal yang sudah ditanami tanaman pioneer. Pengayaan
ini dimaksudkan agar areal revegetasi mempunyai jenis tanaman yang multikultur,
heterogen dan tidak mudah terserang penyakit. Teorinya sederhana bahwa Hutan
alam itu heterogen, memiliki banyak jenis dan fungsi pada setiap jenis tanaman
yang beragam. Nah… dalam revegetasi pasca penambangan, pemerintah mengarahkan
seperti halnya hutan alam. Mengingat, areal penambangan sebagian besar adalah hutan,
juga kawasan hutan.
Dalam rehabilitasi hutan pasca
penambangan, dilihat dari pembagian jenis tanaman seperti di atas, tanaman
pioneer ditanam diawal penanaman. Tanaman pioneer ditanam saat lahan revegetasi
selesai disiapkan. Namanya pioneer, ia tumbuh untuk mengawal dan mengawali. Ia
tumbuh untuk memperbaiki tanah yang kritis dan meningkatkan persediaan bahan organik.
Keberadaan dia untuk keberadaan tanaman selanjutnya. Mulia sekali bukan? seperti
halnya alam yang keberadaanya untuk makluk lainya, dan manusia-kita harus mau tahu
hal itu. Alam terlebih dulu ada, manusia bertamu padanya. Tapi kini perayaan
antoposentris masih menjadi gaya hidup manusia. Demi modernisasi kita lupa pada
fungi, kita mengindahkan liana, dan kita ramai-ramai ingin untuk ngoleksi kursi
dan meja dari bahan jati atau sono keling. Belum lagi untuk kepentingan-kepentingan lainya. Hmmm…. yah semoga pada waktu
nanti kita berani memulai. Memulai untuk membangun manfaat bersama alam dengan tidak
rakus seperti yang terjadi sampai hari ini. Seperti pada pandangan deepecology dalam bukunya Yudi Latif.
Etika Lingkungan. Menempatkan keegaliteran dengan alam.
Kemudian, setelah tanaman pioneer mulai
tumbuh besar dan cukup menaungi lantai areal revegetasi-usia tahun ke 3,
tanaman lokal atau MPTS mulai ditanam. Penanaman ini semacam pengayaan jenis.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya.
MPTS selain dengan tujuan yang sudah
tersebut, jenis ini juga mengundang satwa kembali bernaung pada habitat yang
baru mulai terbentuk ini. Dengan adanya buah-buahan dan pucuk tanaman, jenis
primata dan rusa akan mencari makananya. Belum lagi jenis-jenis burung yang
mulai membuat sarang di pohon pada areal revegetasi.
Dengan konsep dan tahapan seperti inilah,
kita dan mungkin para koloni primate disana, berharap “semoga rimba yang dulu
megah akan mulai kembali berubah menjadi seperti saat belum berubah. Bersuksesi
kembali dan membuat para penghuni habitat menjadi betah”.
-hp-
Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar