Rabu, 22 Mei 2013

Total Residu Terlarut


Masih terjaga bersama waktu. Tak hanya waktu, akhir-akhir ini selain kopi dan kotak putih ada faktor lagi yang menjadi kawan dekat, jarak. Begitupun sebenarnya saya berseteru dengan jarak, tapi saya jadi mengerti apa makna dari kilometer dan kedekatan. Ini masih terlalu pagi, tak baik terus berseru pada jarak. Oke, saya hanya ingin bercerita tentang rekan dan yang intim pada rekan saya.

Sebenarnya waktu itu saya basa-basi ngajak dia ngopi di sebuah kedai. Di kota ini, kota yang baru saya akrabi, lebih sering ngopi sendiri. jarang dari rekan baru saya disini yang sehobi dengan melewati setiap menit dalam jam-jam di kedai. Dan saat itu, rekan saya, Dito namanya, menerima tawaran saya. Jadilah kami ngopi. Dito adalah enginer lingkungan yang dua tahun lebih dulu memulai pengalaman dalam area lingkungan tambang.

Ia pernah bilang, ketika sudah berkeluarga, ia lebih memilih tinggal di perumahan dari pada hidup di desa. Selain tertata, perumahan memberi jaminan hidup yang lebih privat. Di desa tidak seperti itu. “Di desa dalam seminggu bisa saja harus menghadiri undangan syukuran sampai sembilan kali” kata dia. Dari situ saya menilai Dito adalah teman yang cukup menghindar dari kehidupan rural, dan lebih memilih yang invidual. Saya sempat berfikir, ia adalah introvert. 

Ternyata tampak lain saat kami berada pada sofa kedai. Dito, selain tak suka dengan kehidupan yang sosialis ala rural, ia juga rekan yang lepas dan ringan saat berbicara tentang kerjaan di kantor. Ia adalah supervisor limbah air di tempat kami bekerja. Ia satu-satunya dan dibantu oleh tim yang berada di bawah koordinasinya. Tak banyak yang tahu, dan untuk mengeluh banyak yang bisa. Dan hanya Dito ini yang serba punya tentang air limbah tambang, setidaknya di perusahaan kami bekerja, dari tahu, keluh, resah, getir, khawatir dan tentunya punya terobosan untuk melakukan pengolahan air limbah. Air limbah merupakan pencemaran langsung dari kegiatan pertambangan yang menyentuh lingkungan sekitar. Mulai dari kekeruhan air sungai akibat dampak TSS air limbah yang sangat tinggi, keasaman air yang mencemar pada air tanah dan air sungai. Bahkan kadang treatment yang sudah dilakukan pun masih belum memberi keluaran air dari outlet yang sesuai dengan baku mutu.

Pesanan kami datang, mbak-mbak dengan nampan bundar menawarkan “Iya pak ini pesananya, satu jamaican blue mountain coffea, satu ice cappuccino dan Fresh salad  nya satu. Ada yang bisa saya bantu lagi Pak?”, “mbak, air mineral ukuran sedang satu, sekalian asbak ya mbak” pinta saya kepada pramusaji di kedai siang itu. Jamaican blue mountain coffea merupakan jenis kopi yang berasal dari Blue mountains di Jamaika. Kopi ini sangat popular di kalangan penikmat kopi, memiliki aroma yang memberikan terapi melalui penciuman yang membuat tubuh kembali segar, jadi harap maklum jika di kedai-kedai kopi harga secangkir kopi ini cukup membuat kantong protes. Untuk kantong saya, lebih dari protes.

Ngopi dengan obrolan santai dalam kedai memang ritual yang mengasyikan. Tak kalah bedanya dengan ritual-ritual dengan kembang berbagai warna untuk persembahan para dewa. Kita tahu, selain rasa kopi yang tiada banding, kopi juga kaya manfaat untuk tubuh kita. Kopi dapat mengurangi produksi protein dalam otak. Protein ini disebut dengan Beta Amyloid. Bila terakumulasi dalam otak, inilah penyebab dari Alzheimer. Meminum kopi dengan takaran yang pas-tak berlebihan, akan memberikan manfaat bagi tubuh kita. Oh iya, perlu dicatat, manfaat kopi yang saya sebut di atas ternyata tak bereaksi pada kaum adam. Hal ini diduga karena metabolisme perempuan dan laki-laki berbeda.

Sruuppttt…. Partikel-partikel lembut kopi yang kental dengan pelan namun pasti mengalir melalui lidah, membelai langit-langit, mendekap sejenak pada sela-sela gigi yang rapat, menciumi gusi, memeluk dan menyutubuhi pada setiap dinding yang ada pada ujung bibir sampai kerongkongan dan meresap di dinding tulang belakang. Coba rasakan, minum kopi bukanlah meminum air dari kulkas siang-siang setelah kita jogging tiga kali mengitari alun-alun. Pelan, rasakan, aroma, rasa, kelembutan dan kasih sayang tuhan kepada kita yang telah menciptakan tanaman, pohon juga perdu dari family Rubiaceae ini.

Dalam kondisi seperti ini, saya semakin yakin pada tuhan, bahwa tuhan tak menciptakan surga hanya di masa yang jauh di sana. Saat-saat di atas sofa dengan secangkir kopi itu mungkin bagian dari seruan Tuhan dalam kitab pada suatu surat yang sampai sebanyak 31 kali diserukan “Maka nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustakan?”.

Hmmm,,,sembari menikmat kopi dan Dito dengan cappuccino dingin, kami banyak bercerita. Setidaknya Dito yang banyak cerita, saya lebih memilih berhemat cerita. Hanya sesekali menanggapi cerita Dito dan kembali menimpalkan pernyataan yang membuat Dito kembali bercerita. TSS memang merupakan kerusakan pada air yang langsung tertampak oleh mata kita. Warna keruh bahkan sampai seperti cappuccino di gelasnya. Persis, bener-bener persis. “Tinggal dikasih gula ja” kata Dito yang menyamakan warna air limbah dengan cappucinonya.

TSS atau Total Suspended Solid merupakan jumlah total residu terlarut dalam air. Secara visual dapat diamati dengan cara melihat kekeruhan air-meskipun TSS dan kekeruhan adalah parameter mutu air yang terpisah, tapi keduanya berkorelasi searah. Semakin keruh semakin tinggi nilai TSS nya. TSS adalah dampak kerusakan air permukaan dan air sungai yang dipastikan terjadi di area penambangan. Kita tahu, covercrop yang tiada pada permukaan tanah akan membuat partikel tanah mudah tergerus oleh percikan hujan dan aliran permukaan. Apalagi tekstur tanah atau materialnya adalah batu berpasir atau liat berpasir.

Cerita masyarakat dayak yang dulu mudah mencari ikan di sungai, jangan mengharapkan hal serupa jika disekitar sungai itu ada pertambangan. Dan kini hampir sebagian besar daerah aliran sungai ada izin usaha pertambangan. Habitat ikan sudah keruh ndak karuan. Oksigen dalam air sudah langka dan lebih dipenuhi partikel tanah yang menebal, sehingga ikan dan biota air lainya sudah enggan lagi tinggal di sungai. Begitulah jika kandungan TSS dalam air tinggi, mencapai nilai 50 mg/L, apalagi lebih. Pada nilai TSS sebesar itu, visual dari air sudah tak pantas lagi aliran sungai itu disebut dengan aliran air, tapi lebih tepat disebut dengan aliran lumpur. Coklat pekat dan padat. Seperti kata Dito, “tinggal dikasih gula, sudah siap diminum bak cappuccino”, sambil mengangkat gelas kemudian meminum cappuccino nya.

Kegiatan penanggulangan pencemaran akibat TSS adalah dengan mengolah air limpasan dari dampak operasional penambangan masuk ke kolam-kolam pengendapan. Kolam pengendapan atau biasanya disebut dengan sediment pond atau satling pond. Kolam ini terdiri dari kompartemen-kompartemen/kolam-kolam lebih kecil. Pada kompartemen pertama biasanya digunakan untuk koagulasi air yang masuk di inlet (pintu masuk air). Kagulan yang dapat digunakan adalah tawas. Proses koagulasi dapat dipercepat dengan pengadukan. Pengadukan koagulan dengan air pada kompartemen satu memanfaatkan gaya potensial yang terjadi pada air yang masuk ke inlet, baik air yang dari area tangkapan hujan maupun air yang di pompa dari sump. Air yang masuk dengan deras, mempercepat reaksi koagulan terhadap air.

Tawas adalah jenis metal salt coagulant, yaitu material aluminium sulfat padat (Al2(SO4)3). Selain secara langsung, koagulasi dengan tawas dapat dilakukan membentuk cairan terlebih dulu. Dengan cara menambahkan aluminium sulfat 17 % dalam bentuk larutan yang disimpan di dalam 4 tangki kapasitas 4000 L disertai dengan adanya pengadukan (oh iya, dalam menggunakan volume tangki, tergantung pada volume kolam pengendap itu sendiri). Larutan dialirkan dengan selang plastik memanfaatkan gaya grafitasi (tanpa menggunakan pompa penyedot). Aliran larutan koagulan dipancurkan pas di inlet, supaya pengadukan terjadi lebih cepat.

Kegiatan koagulasi menghasilkan gumpalan-gumpalan material halus dalam air, yang kemudian mulai mengendap pada kompartemen satu. Proses pengumpalan inilah yang disebut dengan flokulasi. Gumpalan yang belum mengendap pada kompartemen satu akan mengendap pada kompeartemen ke dua. Sampai pada kompatemen ke tiga, air limbah sudah terlihat lebih terang. Kekeruhan yang berkurang berarti kandungan TSS kembali turun. Dari kompartemen tiga, air mengalir melalui outlet/pintu keluar ke badan sungai/lingkungan.

Nilai pH air juga menentukan keberhasilan dari koagulasi dan flokulasi. Menurut Reynolds (1982) koagulasi dan flokulasi dapat berjalan pada pH 4,5 sampai 8. Air limbah tambang sebagian besar bersifat masam, sehingga sebelum dilakukan koagulasi terlebih dulu dilakukan penetralan pH air limbah. Kecuali bila air limbah mempunyai pH yang netral. Jadi dalam urutan perlakuan air limbah pada satling pond jangan sampai terbalik. Bila perlakuan yang dikenakan pada air limbah kurang tepat, maka air yang mengalir ke badan sungai masih mempunyai karakter yang tidak sesuai dengan baku mutu.

“Pak,, ini Hot caramel machiato pesanan bapak, dan ini fried potatoes nya” ucap pramusaji menghentikan cerita siang kami. “yup,, mkasih mbak” balas Dito. Hot caramel macchiato adalah minuman ke tiga Dito siang ini, setelah ice cappuccino dan Hot chocolate. Dan secangkir Jamaican blue mountain coffea saya masih molek juga menggoda di meja bundar depan saya. Saya suka mencumbuinya, dan sepertinya dia juga suka dengan saya. Buktinya dari tadi dia tak pindah-pindah dari tempatnya, masih di meja depan saya, masih mengisi setengah dari cangkir. Dia menunggu lagi ku ciumi, wanginya lebih dari Hugo atau Bvlgary, sesekali ia centil, suka menggoda, tanda ia minta kembali ku kulum untuk mencecapnya. Hmmm… nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan. Sungguh saya menyukainya. 

“Dari nikmat-nikmat yang di berikan oleh-Nya, janganlah ingkar dengan membiarkan sungai-sungai tercemar oleh material-material yang tak seharusnya ada”. Ucap Dito di sela-sela obrolan. Sesekali Dito ternyata juga spiritualis. Iya, jadi seperti pada majelis-majelis di rumah ibadat sana, ngopi siang ini kami selesaikan dengan kontemplasi juga, untuk perhatian lagi kepada lingkungan kita, khususnya yang rusak karena penambangan. Dan setelah berurusan dengan mbak-mbak kasir, juga pahit kopi di kerongkongan mulai tawar, selesai juga obrolan siang tentang Total Residu Terlarut.

hp
Tenggarong, Mei 2013

2 komentar:

  1. Kopi ngono kui enek gak mas neng warkop bateng?

    BalasHapus
  2. Slamat pagi, aku mau minta tolong jelaskan aku tentang pengaruh koagulan dan flokulan terhadap padatan terlarut dan variabel-variabel apa saja yang harus diukur? Trima kasih... :)

    BalasHapus