Masih terjaga bersama waktu. Tak hanya
waktu, akhir-akhir ini selain kopi dan kotak putih ada faktor lagi yang menjadi
kawan dekat, jarak. Begitupun sebenarnya saya berseteru dengan jarak, tapi saya
jadi mengerti apa makna dari kilometer dan kedekatan. Ini masih terlalu pagi,
tak baik terus berseru pada jarak. Oke, saya hanya ingin bercerita tentang
rekan dan yang intim pada rekan saya.
Sebenarnya waktu itu saya basa-basi
ngajak dia ngopi di sebuah kedai. Di kota ini, kota yang baru saya akrabi,
lebih sering ngopi sendiri. jarang dari rekan baru saya disini yang sehobi
dengan melewati setiap menit dalam jam-jam di kedai. Dan saat itu, rekan saya, Dito
namanya, menerima tawaran saya. Jadilah kami ngopi. Dito adalah enginer
lingkungan yang dua tahun lebih dulu memulai pengalaman dalam area lingkungan
tambang.
Ia pernah bilang, ketika sudah
berkeluarga, ia lebih memilih tinggal di perumahan dari pada hidup di desa.
Selain tertata, perumahan memberi jaminan hidup yang lebih privat. Di desa
tidak seperti itu. “Di desa dalam seminggu bisa saja harus menghadiri undangan
syukuran sampai sembilan kali” kata dia. Dari situ saya menilai Dito adalah
teman yang cukup menghindar dari kehidupan rural, dan lebih memilih yang
invidual. Saya sempat berfikir, ia adalah introvert.
Ternyata tampak lain saat kami berada
pada sofa kedai. Dito, selain tak suka dengan kehidupan yang sosialis ala
rural, ia juga rekan yang lepas dan ringan saat berbicara tentang kerjaan di
kantor. Ia adalah supervisor limbah air di tempat kami bekerja. Ia satu-satunya
dan dibantu oleh tim yang berada di bawah koordinasinya. Tak banyak yang tahu, dan
untuk mengeluh banyak yang bisa. Dan hanya Dito ini yang serba punya tentang
air limbah tambang, setidaknya di perusahaan kami bekerja, dari tahu, keluh,
resah, getir, khawatir dan tentunya punya terobosan untuk melakukan pengolahan
air limbah. Air limbah merupakan pencemaran langsung dari kegiatan pertambangan
yang menyentuh lingkungan sekitar. Mulai dari kekeruhan air sungai akibat
dampak TSS air limbah yang sangat tinggi, keasaman air yang mencemar pada air
tanah dan air sungai. Bahkan kadang treatment yang sudah dilakukan pun masih
belum memberi keluaran air dari outlet yang sesuai dengan baku mutu.
Pesanan kami datang, mbak-mbak dengan
nampan bundar menawarkan “Iya pak ini pesananya, satu jamaican blue mountain coffea, satu ice cappuccino dan Fresh salad nya satu. Ada yang bisa saya bantu lagi Pak?”,
“mbak, air mineral ukuran sedang satu, sekalian asbak ya mbak” pinta saya
kepada pramusaji di kedai siang itu.
Jamaican blue mountain coffea merupakan jenis kopi yang berasal dari Blue
mountains di Jamaika. Kopi ini sangat popular di kalangan penikmat kopi, memiliki
aroma yang memberikan terapi melalui penciuman yang membuat tubuh kembali
segar, jadi harap maklum jika di kedai-kedai kopi harga secangkir kopi ini
cukup membuat kantong protes. Untuk kantong saya, lebih dari protes.
Ngopi dengan obrolan santai dalam kedai
memang ritual yang mengasyikan. Tak kalah bedanya dengan ritual-ritual dengan
kembang berbagai warna untuk persembahan para dewa. Kita tahu, selain rasa kopi
yang tiada banding, kopi juga kaya manfaat untuk tubuh kita. Kopi dapat
mengurangi produksi protein dalam otak. Protein ini disebut dengan Beta
Amyloid. Bila terakumulasi dalam otak, inilah penyebab dari Alzheimer. Meminum
kopi dengan takaran yang pas-tak berlebihan, akan memberikan manfaat bagi tubuh
kita. Oh iya, perlu dicatat, manfaat kopi yang saya sebut di atas ternyata tak
bereaksi pada kaum adam. Hal ini diduga karena metabolisme perempuan dan
laki-laki berbeda.
Sruuppttt…. Partikel-partikel lembut
kopi yang kental dengan pelan namun pasti mengalir melalui lidah, membelai
langit-langit, mendekap sejenak pada sela-sela gigi yang rapat, menciumi gusi,
memeluk dan menyutubuhi pada setiap dinding yang ada pada ujung bibir sampai
kerongkongan dan meresap di dinding tulang belakang. Coba rasakan, minum kopi
bukanlah meminum air dari kulkas siang-siang setelah kita jogging tiga kali
mengitari alun-alun. Pelan, rasakan, aroma, rasa, kelembutan dan kasih sayang
tuhan kepada kita yang telah menciptakan tanaman, pohon juga perdu dari family
Rubiaceae ini.
Dalam kondisi seperti ini, saya semakin
yakin pada tuhan, bahwa tuhan tak menciptakan surga hanya di masa yang jauh di
sana. Saat-saat di atas sofa dengan secangkir kopi itu mungkin bagian dari
seruan Tuhan dalam kitab pada suatu surat yang sampai sebanyak 31 kali
diserukan “Maka nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustakan?”.
Hmmm,,,sembari menikmat kopi dan Dito
dengan cappuccino dingin, kami banyak bercerita. Setidaknya Dito yang banyak
cerita, saya lebih memilih berhemat cerita. Hanya sesekali menanggapi cerita Dito
dan kembali menimpalkan pernyataan yang membuat Dito kembali bercerita. TSS
memang merupakan kerusakan pada air yang langsung tertampak oleh mata kita.
Warna keruh bahkan sampai seperti cappuccino di gelasnya. Persis, bener-bener
persis. “Tinggal dikasih gula ja” kata Dito yang menyamakan warna air limbah
dengan cappucinonya.
TSS atau Total Suspended Solid merupakan jumlah total residu terlarut dalam
air. Secara visual dapat diamati dengan cara melihat kekeruhan air-meskipun TSS
dan kekeruhan adalah parameter mutu air yang terpisah, tapi keduanya
berkorelasi searah. Semakin keruh semakin tinggi nilai TSS nya. TSS adalah
dampak kerusakan air permukaan dan air sungai yang dipastikan terjadi di area penambangan.
Kita tahu, covercrop yang tiada pada
permukaan tanah akan membuat partikel tanah mudah tergerus oleh percikan hujan
dan aliran permukaan. Apalagi tekstur tanah atau materialnya adalah batu
berpasir atau liat berpasir.
Cerita masyarakat dayak yang dulu mudah
mencari ikan di sungai, jangan mengharapkan hal serupa jika disekitar sungai
itu ada pertambangan. Dan kini hampir sebagian besar daerah aliran sungai ada
izin usaha pertambangan. Habitat ikan sudah keruh ndak karuan. Oksigen dalam
air sudah langka dan lebih dipenuhi partikel tanah yang menebal, sehingga ikan
dan biota air lainya sudah enggan lagi tinggal di sungai. Begitulah jika
kandungan TSS dalam air tinggi, mencapai nilai 50 mg/L, apalagi lebih. Pada
nilai TSS sebesar itu, visual dari air sudah tak pantas lagi aliran sungai itu
disebut dengan aliran air, tapi lebih tepat disebut dengan aliran lumpur.
Coklat pekat dan padat. Seperti kata Dito, “tinggal dikasih gula, sudah siap
diminum bak cappuccino”, sambil mengangkat gelas kemudian meminum cappuccino
nya.
Kegiatan penanggulangan pencemaran akibat
TSS adalah dengan mengolah air limpasan dari dampak operasional penambangan
masuk ke kolam-kolam pengendapan. Kolam pengendapan atau biasanya disebut
dengan sediment pond atau satling pond. Kolam ini terdiri dari
kompartemen-kompartemen/kolam-kolam lebih kecil. Pada kompartemen pertama
biasanya digunakan untuk koagulasi air yang masuk di inlet (pintu masuk air). Kagulan yang dapat digunakan adalah tawas.
Proses koagulasi dapat dipercepat dengan pengadukan. Pengadukan koagulan dengan
air pada kompartemen satu memanfaatkan gaya potensial yang terjadi pada air
yang masuk ke inlet, baik air yang dari area tangkapan hujan maupun air yang di
pompa dari sump. Air yang masuk dengan
deras, mempercepat reaksi koagulan terhadap air.
Tawas adalah jenis metal salt coagulant, yaitu material aluminium sulfat padat (Al2(SO4)3).
Selain secara langsung, koagulasi dengan tawas dapat dilakukan membentuk cairan
terlebih dulu. Dengan cara menambahkan aluminium sulfat 17 % dalam bentuk
larutan yang disimpan di dalam 4 tangki kapasitas 4000 L disertai dengan adanya
pengadukan (oh iya, dalam menggunakan volume tangki, tergantung pada volume
kolam pengendap itu sendiri). Larutan dialirkan dengan selang plastik
memanfaatkan gaya grafitasi (tanpa menggunakan pompa penyedot). Aliran larutan
koagulan dipancurkan pas di inlet,
supaya pengadukan terjadi lebih cepat.
Kegiatan koagulasi menghasilkan
gumpalan-gumpalan material halus dalam air, yang kemudian mulai mengendap pada
kompartemen satu. Proses pengumpalan inilah yang disebut dengan flokulasi. Gumpalan
yang belum mengendap pada kompartemen satu akan mengendap pada kompeartemen ke
dua. Sampai pada kompatemen ke tiga, air limbah sudah terlihat lebih terang. Kekeruhan
yang berkurang berarti kandungan TSS kembali turun. Dari kompartemen tiga, air
mengalir melalui outlet/pintu keluar
ke badan sungai/lingkungan.
Nilai pH air juga menentukan
keberhasilan dari koagulasi dan flokulasi. Menurut Reynolds (1982) koagulasi
dan flokulasi dapat berjalan pada pH 4,5 sampai 8. Air limbah tambang sebagian
besar bersifat masam, sehingga sebelum dilakukan koagulasi terlebih dulu
dilakukan penetralan pH air limbah. Kecuali bila air limbah mempunyai pH yang
netral. Jadi dalam urutan perlakuan air limbah pada satling pond jangan sampai terbalik. Bila perlakuan yang dikenakan
pada air limbah kurang tepat, maka air yang mengalir ke badan sungai masih
mempunyai karakter yang tidak sesuai dengan baku mutu.
“Pak,, ini Hot caramel machiato pesanan bapak, dan ini fried potatoes nya” ucap pramusaji menghentikan cerita siang kami.
“yup,, mkasih mbak” balas Dito. Hot
caramel macchiato adalah minuman ke tiga Dito siang ini, setelah ice cappuccino dan Hot chocolate. Dan secangkir Jamaican
blue mountain coffea saya masih molek juga menggoda di meja bundar depan
saya. Saya suka mencumbuinya, dan sepertinya dia juga suka dengan saya.
Buktinya dari tadi dia tak pindah-pindah dari tempatnya, masih di meja depan saya,
masih mengisi setengah dari cangkir. Dia menunggu lagi ku ciumi, wanginya lebih
dari Hugo atau Bvlgary, sesekali ia centil, suka menggoda, tanda ia minta
kembali ku kulum untuk mencecapnya. Hmmm… nikmat tuhan mana lagi yang kamu
dustakan. Sungguh saya menyukainya.
“Dari nikmat-nikmat yang di berikan
oleh-Nya, janganlah ingkar dengan membiarkan sungai-sungai tercemar oleh
material-material yang tak seharusnya ada”. Ucap Dito di sela-sela obrolan. Sesekali
Dito ternyata juga spiritualis. Iya, jadi seperti pada majelis-majelis di rumah
ibadat sana, ngopi siang ini kami selesaikan dengan kontemplasi juga, untuk
perhatian lagi kepada lingkungan kita, khususnya yang rusak karena penambangan.
Dan setelah berurusan dengan mbak-mbak kasir, juga pahit kopi di kerongkongan
mulai tawar, selesai juga obrolan siang tentang Total Residu Terlarut.
hp
Tenggarong,
Mei 2013
Kopi ngono kui enek gak mas neng warkop bateng?
BalasHapusSlamat pagi, aku mau minta tolong jelaskan aku tentang pengaruh koagulan dan flokulan terhadap padatan terlarut dan variabel-variabel apa saja yang harus diukur? Trima kasih... :)
BalasHapus