Rabu, 21 Agustus 2013

Kejutan


Jadi ceritanya saya agak terburu-buru. Melihat jarum arloji di angka dua lebih dikit pada jarum pendek, di angka jarum panjang, dan kebetulan arloji saya tidak berjarum panjang berwarna merah. Pada arloji saya penunjuk jarum panjang merah disajikan dengan digital. Pada waktu jarum arloji tersebut saya belum sholat dhuhur. Langsung saya ke kamar mandi untuk menyucikan muka dan bagian-bagian lain supaya lebih segar. Di rumah ini, tak ada tempat khusus untuk berwudu, jadi saya melakukanya di kamar mandi.

Basuhan demi basuhan terus berproses, wajah, lengan sampai batas siku, bagian dari kulit kepala, sisi dalam dan luar telinga. Dan pada saat prosesi segera berakhir, yaitu pada basuhan kaki, terdengar “brok brok brok” gedoran pintu kamar mandi oleh seorang kawan, dan “cor cor cor,, cepet woy” tak puas dengan tabokan pada pintu, kawan juga sampai teriak-teriak memberi kode. “Wah lagi kebelet dia”, gumam dalam hati saya, dan sebenarnya belum benar-benar tuntas prosesi wudu saya. Basuhan ulangan terakhir selesai, dan sebagai pengguna kamar mandi yang baik dan bijak, saya tak melakukan keisengan dengan sengaja berlama-lama di kamar mandi saat temen yang mengantri dengan sinyalemen “kebelet”. Selain itu, ini kamar mandi pemilik sebenarnya adalah kawan, saya hanya menumpang beberapa malam untuk berkunjung di kota yang kini makin menghangat.

Dengan bagian-bagian tubuh yang terekspose yang masih basah, saya membuka pintu dari dalam, dan secara mendadak iman saya menanjak beribu kali lipat, saya meyakini seyakin-yakinya, bahwa tuhan memang benar-benar maha asyik. Karena, tanpa saya sangka, berdirilah wanita di depan pintu, yang kepalanya berbalut kain petak warna merah, sangat merona dan menggoda. Di tanganya dengan jemari mucuk ri klampis, ia membawa kue yang didominasi dengan warna cokelat dan bertulis serta terdapat dua batang lilin langsing yang sudah dinyalakan. Saya tiup dan saya kecup. Lilin yang memberi terang lorong depan kamar mandi dan ubun-ubun yang berlapis kain petak merah.

Dan kawan yang saya kira sedang kabelet, ternyata sudah siap siaga dengan kamera semi pro di tanganya. Ahh saya tertipu, dan ahh ini manis sekali. Tuhan mengijinkan air wudluku untuk memeluknya, memeluk dalam rasa dan sujud pada mu setelah kembali mengambil wudlu.

Ahh begitu saja ceritanya, tak usah pake lama. Nanti malah ada yang suka berharap bila keluar dari kamar mandi di luar pintu sudah ditunggui manusia dengan kejutan yang begitu sangat mengejutkan. Terimakasih, kamu.

Hp
Kutai Kartanegara, 10 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar