Sabtu, 19 Oktober 2013

Benguk


Dari dalam
Bila anda sedang bertamu di ruangan Pak Bob, mungkin karena keperluan pembuatan Simper atau berkonsultasi dengan beliau tentang safety, atau berunding-tegang tentang reklamasi, atau mungkin sekadar bergurau di ruang beliau dengan membicarakan harga kedele dan harga batubara yang berkolerasi negative, sempatkanlah untuk mengerlingkan mata mengarah ke luar melalui jendela. Suatu bentuk lanskap yang sederhana dengan saung di atasnya. Padu padan rambatan tanaman dan saung di atas tebing memberikan nuansa segar tersendiri di ruangan itu, mungkin itulah sebabnya Si Empunya ruangan selalu membiarkan ac mati dan jendela terbuka bebas. Segarr…

Sebelumnya, tebing di seberang jendela Pak Bob itu cukup gersang, juga garang karena seakan-akan rumput liar mau tumbuh pun dilarang. Kondisi seperti itu membuat tim dari Evironment section PT MSJ terangsang untuk mencari jenis tanaman apa yang sekiranya berani menantang sang tebing yang garang.

Mucuna pruriens, adalah satu dari beberapa yang diujicobakan. Jenis ini adalah yang paling mentereng. Ia membentuk rambatan yang tebal dan berjejal sehingga menyelimuti tebing yang terjal. Tanaman ini mampu tumbuh baik pada kondisi tanah yang keras dan kritis akan unsur hara. Selain itu tanaman yang biasa disebut mukuna ini mempunyai sifat merambat ke atas, sehingga pola penanaman tak harus merata pada punggung tebing. Mukuna bisa hanya ditanam pada bagian bawah tebing, bila mukuna tersebut mempunyai media rambat yang baik, dan kemudian ia akan meniti pada setiap jengkal tebing menjadi hijau.

Benguk, jangan salah sebut menjadi “beruk” lo ya. Beda jauh, yang satu tanaman kacang-kacangan satunya lagi sejenis primata yang hidup di hutan Indonesia. Data yang terkutip dari PROSEA, Benguk mampu merambat keatas sampai pada 18 m, memiliki banyak akar yang panjangnya mencapai 7-10 m. berdaun majemuk yang terdiri dari 3 anak daun, anak daun bagian samping memiliki bentuk asimetris yang mirip dengan telur sungsang dan untuk anak daun yang muncul diujung batang (atau anak daun yang di tengah) memiliki bentuk simetris dengan ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, permukaan daun dilapisi rambut-rambut pipih-tipis-pendek berwarna abu-abu dan bila daun telah menua rambut-rambut tersebut menghitam. Biji benguk berbentuk polong memanjang, mengandung hingga 7 biji dalam satu polong.

Tanaman yang bijinya biasa dibuat untuk bahan dasar tempe benguk ini juga mampu memperbaiki kondisi tanah. Rhizobium dalam bintil akar mampu menambat nitrogen bebas di udara menjadi nitrogen tersedia bagi tanaman. Selain itu, mukuna juga berasosiasi dengan mikoriza. Mikoriza pada akar dapat mengubah Posfor dalam tanah menjadi siap saji bagi tanaman. Mukuna memiliki resistensi cukup baik pada kondisi lahan kering, sehingga dapat tumbuh pada kondisi krisis air. Dari sifat dan kebribadian tersebut, benguk cocok untuk tanaman reklamasi.

Sebagai bahan pangan, benguk dapat dibuat menjadi tempe benguk atau olahan lainya. Dengan kandungan protein yang tinggi, benguk bagus untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat yang berada pada  lahan kering. Benguk bisa menjadi alternative sumber protein pangan lokal untuk mengatasi ketergantungan pada sumber protein hasil impor dari luar. Seperti yang pernah dirilis oleh BPS di tahun 2012, bahwa pada tahun 2011 indonesia harus mengimpor kedelai sebagai sumber protein untuk masyarakat sebesar 1.74 juta ton. Hal ini sebenarnya telah menghambat pengembangan bahan pangan lokal dan menggerus devisa Negara.

Selain berguna untuk pangan, benguk juga dapat dijadikan pakan untuk ternak, seperti sapi. Daun benguk dapat dijadikan cacahan untuk comboran sapi. Protein tinggi yang terkandung dalam benguk sangat baik untuk penggembukan sapi. Meski sama-sama bermanfaat untuk pangan dan pakan, ada baiknya antara manusia dan sapi tak usah usel-uselan berebut. Lhawong untuk meminta jatah limaribu rupiah per kilo gram saja, salah satu partai harus menungu kadernya menjadi menteri pertanian, masa iya kita yang notabenenya rahmatal lila’lamiin harus kroyokan sama sapi. Hmmm,, yoweslah benguk sudah menjadi tempe, sapinya sudah terlanjur datang, harapan saya semoga si sapi punya habitus baik dengan tidak berjalan lompat-lompat, maklum si sapi ini sebelumnya dibesarkan dari kandang kanguru.

hp                      
Separe, 18 Oktober 2013                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar