Lewat esainya, Avianti Armand
menyajikan sebuah mula pentingnya arsitektur dalam kehidupan manusia. Semenjak itu
bangunan menjadi seperti beras, terasi, garam, gula, ikan kering atau menu
makan malam yang bagi orang Jawa Timur bakal lebih lengkap kalau setelahnya
dapat menikmati secangkir kopi. Arsitektur membentuk ruang, ada ruang dalam,
berarti ada juga sisi luar. Sisi luar yang siap menyambut apa saja yang
menghampiri, angin, Vitamin D dari sinar matahari atau asap kendaraan bermotor.
Sisi luar membuka diri untuk berasosiasi dengan siapapun, bahkan apapun. Keterbukaan
tetapi tidak lepas juga dari hantaman. Ruang dalam memberikan perlindungan,
sebuah tanda privasi, suatu pertanda tidak ingin selalu diketahui apa atau
kegiatan apa yang terjadi di dalam. Setiap orang dengan bangunan atau rumahnya,
dapat berada di dalam atau di sisi luar. Atau bisa juga di dalam tapi dapat
melihat luar. Dalam rumah sangat syarat adanya lubang cahaya atau lubang angin
yang tersedia. Dari lubang itulah orang bisa menikmati sisi luar rumah tanpa
berada di sisi luar rumah. Atau bisa juga berada pada serambi rumah, dimana
tata letak serambi itu berada pada daerah transisi ruang dalam dan sisi luar. Serambi
biasanya tak terselubung oleh lapisan yang menutup dari sisi luar. Ia terbuka
tapi cukup melindungi dari presipitasi dan terik matahari. Serambi itu juga
tidak ada yang dirahasiakan, siapapun dapat melihat dan mengecap seduhan bubuk kopi hangat
yang di-suguh-kan di meja bundar ukuran sedang di sana.
Dalam dunia arsitektur, desain
rumah masakini lebih variatif. Tidah harus selalu seperti rumah Joglo di Jawa Tengah. Dimana serambi letaknya selalu ada di depan. Pada era postmodernisme
atau isme-isme lainya yang ada dibagian termuka bisa saja kamar mandi. Karena mengingat
rumah tersebut dekat dengan terminal bus, sehingga bisa menjadi penghasilan
tambahan dengan menyewakan kamar mandi pada orang-orang yang bergiat di
terminal. Serambi rumah ternyata bisa juga diletakkan di tengah bangunan. Jangan
bayangkan serambi ini ada pada ruangan tertutup penuh dan lengkap dengan
pendingin ruangan, kalau kondisinya seperti itu, berarti tak beda dengan ruang
keluarga. Ruang keluarga lebih bersifat privat, tapi serambi bukan. Serambi dengan
desain di tengah berarti bangunan utuh rumah tidak seperti rumah-rumah model
joglo atau rumah dengan gaya modern minimalis seperti yang banyak dijajakan
oleh pengembang di perkotaan. Gambarkan dalam imajinasimu, rumah ini membentuk
seperti kompleks ruang-ruang dengan fungsi masing-masing. Kamar-kamar, dapur,
ruang keluarga, ruang kerja, kamar mandi seakan-akan berdiri dengan atap
masing-masing. Tidak ada kayu blandar yang panjang yang menjadi punggung atap
utuh untuk melindungi semua ruang-ruang yang ada di rumah. Ruang-ruang yang
berdiri mandiri tersebut dihubungkan oleh pintu pada setiap pemisah ruang. Ruang-ruang
tersusun secara terpadu membentuk mirip sepatu kuda. Dan serambi itu letaknya
berada di tengah ruang terpadu itu. Dengan bentuk seperti balai tanpa selimut
penutup samping, yang siapa saja bisa mengaksesnya, yang kapan saja anak-anak
dapat membaca buku dongeng disana, masih pake celana biru atau sudah pernah
menggunakan toga juga bisa duduk bersama disana, atau hanya sebagai tempat
singgah para peri pengumpul air mata yang kelelahan mengunduh disetiap rambut
mata di negeri ini. Hanya suatu upaya dari padu-padan pada setiap yang punya
rasa untuk berbagi dan meraih cinta serta cita-nya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), serambi disepadankan dengan beranda yaitu selasar berbentuk panjang
yang menyambung dengan induk rumah. Kebanyakan serambi juga disamakan dengan
kata teras. Serambi juga digunakan dalam sebutan provinsi Nangroe Aceh
Darusalam yaitu “serambi mekkah” yang berarti, Aceh merupakan pintu gerbang
masuknya islam di Nusantara….dan pada frase serambi tengah lebih dimaknai seperti
gambaran bangunan menyerupai balai di atas.
-hp-
Kutai Kartanegara, Januari 2013
serambi tengah biasanya hangat dan akrab,.
BalasHapusmudah-mudahan Pak. merupakan ruang yang demikian.
BalasHapuscyuukk....sok seriusan iki.hhihi