Dalan rukun iman, setelah yakin dengan tuhan
selanjutnya adalah iman kepada rasul-utusan Tuhan, Muhammad Salallahu alaihi
wasallam. Utusan yang ummiyyi tapi sangat peka dengan umat dan membaca gejala
alam dengan cermat.
Kami rindu denganmu. Bukankah secara harfiah kita
tak pernah berjumpa. Tapi orang tua kami dan guru ngaji kami mengajarkan engkau
adalah utusan Tuhan yang berparas tampan dan pengasih kepada sesama.
Dalam buku sejarah kebudayaan islam, engkau adalah
pemimpin yang dapat berlaku adil kepada rakyatnya. Dimana sifat dan sosok
seperti mu sekarang sudahlah sangat dan terlalu jarang.
Engkau adalah pribadi yang bukan pendendam. Sekasar
apapun seorang kepadamu yang karena benci, tapi kau membalasnya dengan senyum
yang menggungah pemahaman berlaku kasar adalah hal yang tidak terpuji.
Itulah yang mungkin membuat kami rindu, meski tak
tahu awal rindu dari mana. Yang menjadi kepastian adalah keteladanan dari
sifatmu. Sifat pemimpin yang tegas dan kasih kepada rakyatnya. Kasih juga
kepada alamnya. Kami ingin mengecup tanganmu, tangan yang banyak membantu
sesama. Bahkan sesaat sebelum kau terakhir menatap dunia yang kau ingat adalah
umat-umat-umat.
Kami rindu, sungguh rindu. Semoga kebaikan-kebaikan
yang kau tunjukan kepada kami dapat teramalkan dengan baik dan istiqomah.
Selamat ulang tahun, rindu kami padamu
-hp-
Kutai Kartanegara, Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar