Bagi para penikmat film roman, pasti tau atau malah
tau banget film Twilight garapan Catherine
Hardwicke hasil dari adaptasi dari novelnya Sthephine Meyer dengan judul
yang serupa. Pada tayangan sepanjang kurang lebih 120 menit pada setiap
chapter, adegan yang paling memaksa kelopak mata untuk tidak berkedip adalah selain
saat-saat Edward dan Bella bercumbu adalah latar mereka bercumbu, taman rerumput
di tengah-tengah belantara hutan temperate.
Yap, lelaki mana yang tak mengakui Kristen Stewart atau
Bella Swan, nama dalam film, untuk bilang “kamfreet,,nyidam apa emaknya dulu
waktu hamil yak?” atau wanita mana yang ga sepakat kalau Jacob itu Laki banget.
Apa lagi saat telanjang dada, waow. Yah cuman kata-kata “ohmegot,,,,sunat
dimana itu bapaknya dulu yak?” hhihii..
atau mungkin kalimat-kalimat yang senada dengan frase itulah.
![]() |
Hutan Temperate Forks |
Oh iyaa,,,menurut kawan ku Jacob lebih menarik
dibanding Edward. Katanya, Jacob itu maskulin banget. Tapi yang lebih menarik
lagi tentunya Bella dong, itu menurut ku…kalau menurut kamu ? aptuyu lah itu.
Karena pada setiap kita memiliki selera dan pandangan yang boleh beda. Dari sifat
manusia yang seperti itulah Jean Paul Sartre menyatakan “satu-satunya yang
obyektif pada manusia adalah subyektivitas”.
Cantik dan fisik yang menunjukan kemaskulinan adalah
bagian yang kerap ditonjolkan dalam film ini. Cantik adalah wanita, walaupun
ada juga yang bukan wanita tapi ingin terlihat cantik, hhihii. Cantik yang digambarkan sebagai yoni, adalah suatu yang
horizontal dan dalam. Horizontal, suatu sikap yang dimiliki untuk merangkul
kepada siapapun yang ada di kanan-kirinya. Dalam adalah sifat tulus yang akan
dicurahkan oleh wanita tentang cinta dan kasih, seperti kasih Maria pada pada
putra Isa dan manusia di dunia.
Laki-laki itu disimbolkan oleh lingga. Lingga itu tinggi,
gagah dan tegap. Sebuah tanda sifat maskulinitas untuk melindungi yang ada
dibawah dan di dalamnya. Karena tinggi itu juga ber-ruang, seperti bangunan
bertingkat dimana dia memberi perlindungan pada mereka yang ada di dalam
bangunan. Tapi bangunan itu juga tak lepas dari resiko. Gagah dan tegap ada
usianya. Usia gedung yang sudah beruban sudah tidak lagi aman untuk berlindung.
Usia tak selalu dikaitkan dengan lama waktu. Tapi bagaimana bagunan itu
dipelihara. Begitupun sifat maskulinitas kaum adam.
Tentang pelihara. Latar percumbuan Edward dan Bella,
adalah belantara yang keberadaan alaminya terpelihara. Kita dapat menyaksikan
pohon besar berdaun jarum yang sepertinya dari family Pinaceae. Pinaceae adalah
family pohon dominan dalam hutan temperate. Dengan ciri visual diantaranya
memiliki daun berbentuk jarum, batang lurus dan kanopi berbentuk seperti payung.
Liana dan semak yang bukan terlihat dari suksesi baru. Sangat natural-senatural
naturalnya natural.
Forks-wilayah dikota New York, itulah salah satu lokasi
pengambilan Film tersebut. New York adalah bagian dari Negara adi daya yang
menghalalkan segala cara untuk memajukan teknologi masa depan manusia. Tak
hanya gadget yang berlogo apel dengan bekas gigitan kampret-anak kelelawar disebelah
kanan-atas, tapi juga melakukan ekspedisi sekaligus eksplorasi planet mana yang
bisa dijadikan rumah kedua setelah bumi. Amerika itulah Negara nirkabel-negara
dimana penggunaan kabel sudah mulai diminimalisir dengan diganti dengan satelit
atau pemancar radio- yang masih mau menjaga alam dan hutanya. Bukanya saya
membanggakan amerika, lha wong dalam perjanjian perdagangan karbon yang pada
awalnya busung dada untuk komitmen pelestarian hutan tropis, belakangan malah
Negara tersebut yang tidak bersedia menandatangani kesepakatan bersama.
Yah,,kan pada setiap kita memang punya sisi gelap, dan setidaknya dalam film
yang dibintangi Kristen Stewart tersebut masih mampu menunjukan fisik hutan
yang hijau.
Kalau Hutan Indonesia ? aku belum tau, kamu? aptuyu lah
itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar