Kalau kamu seorang pegawai sipil di kementerian
kehutanan atau kamu penggiat kelestarian hutan atau kamu mahasiswa kehutanan,
pasti kamu pernah belajar tentang pengertian hutan dan tetek bengeknya. Gampang
aja sih, cukup print saja tuh UU no 41
tahun 1999, nanti kalau ada persoalan tentang pengertian tinggal dibaca saja,
hhihi. Tapi diceritaku yang ini bukan mau memberi pengantar ilmu kehutanan, hanya
Prof. Cecep Kusmana dan Dr. Lailan Syaufina yang berhak dan jago untuk itu.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi cerita
tentang tumbuhan akumulator logam berat untuk membantu rehabilitasi lahan bekas
tambang. Sejauh apa yang saya tahu dari literature dan sedikit apa yang saya
temui dipraktik menjadi buruh di suatu perusahaan tambang.
Ehh,,biar lebih santai mendingan kamu buat kopi dulu
deh, atau untuk kamu yang tidak mengkonsumsi kafein jangan minum juga teh,
karena kalau ngga salah, saya pernah baca artikel dari Health secret, teh juga mengandung kafein walaupun jumlahnya sangat
sedikit. Cukup saja minum air putih, insa awoh menyehatkan dan tetap bisa
santai.
*
Kamu juga sudah tahu-bahkan sudah pada level faham,
bahwa salah satu fungsi hutan adalah
sebagai tempat konservasi plasma nuftah. Dan apa yang akan terjadi jika di
bawah hutan tersebut ada mineral yang bernilai? Tentunya pemerintah akan
memberi ijin kepada siapapun yang bermodal untuk melupakan plasma nuftah yang
ada di dalam kawasan itu, walaupun areal tersebut sebelumnya sudah ditetapkan
sebagai Hutan lindung. Dan dari sinilah penambangan mineral dimulai.
Selain vegetasi, fauna dan makluk lainya yang alami
ada disana tergusur penambangan, juga mengakibatkan akumulasi bahan beracun.
Bahan beracun bisa berasal dari proses oksidasi mineral sulfida maupun dari
proses pemurnian bijih-pemurnian biasa dilakukan untuk penambangan mineral
bijih seperti besi, emas, bauksit dan sebagainya.
Oksidasi mineral sulfida dengan melepaskan sulfat
sehingga menurunkan pH tanah. Penurunan pH tanah mengakibatkan kelarutan
logam-logam. Sehingga pada lahan bekas penambangan batubara terjadi akumulasi
logam-logam cukup tinggi. Logam-logam itu yang dapat membunuh sebagian besar
makluk hidup yang hinggap disana.
Seperti pada cerita sebelumnya, saat Khunti belajar
reklamasi pasca penambangan. Bahwa kondisi seperti tersebut di atas membutuhkan
teknik dan perlakuan yang lain. Oh iaa,,,kunti di cerita ini tidak nongol,
karena saya dapat kabar dari kawanya-Risda, ia sedang sibuk KRS-an. Maklum,
status mahasiswa akan disibukkan dengan KRS sebelum memulai kuliah pada
semester yang baru. Ehh,, ngomong-ngomong KRS itu kepanjanganya apa ya? Hhehe,
maaf saya lupa. Maklum dulu KRS sering nitip ke kawan yang lagi di kampus. Yo wes lah ngga papa ngga tahu
kepanjangan dari KRS, tapi kalau ada yang inget kasih tahu saya ya.
*
Tanah yang memiliki kandungan logam cukup tinggi
diperlukan pemilihan jenis tanaman yang tepat, yaitu tanaman yang dapat
bertahan hidup dalam kondisi seperti itu sekaligus dapat mengabsorbsi
logam-logan beracun. Tindakan mengabsorbsi logam dengan tanaman biasa disebut
dengan Fitoremediasi.
Salah satu mekanisme tanaman dalam proses
fitoremediasi adalah dengan menyerap logam dan mengakumulasinya ke dalam
biomassa tanaman. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai kemampuan akumulator
logam adalah Bunga Matahari (Heliathus
anmus), Paku Pteris vitata, Thalspi caerulescens kelompok family
Brassicaseae1.
Selain itu Thypa juga tipe tanaman yang dapat
menyerap Fe. Thypa banyak digunakan dalam menurunkan kadar Fe pada settling pond, supaya pH air kembali
netral dan stabil. Penggunaan Thypa ada baiknya dikombinasikan dengan treatment
aktif pengapuran supaya mendapatkan hasil lebih cepat menetralkan pH. Jenis
tanaman kayu yang mempunyai sifat menyerap logam adalah Nauclea. Jenis ini menurut Dr. Irdika Mansur diperkirakan efektif
dalam menyerap Fe dan mineral lainya pemicu keasaman air dan tanah2.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian beliau dengan anak bimbingnya-Miftahul
mawwadah yang mendapatkan hasil pH dari yang awalnya di bawah 4 menjadi netral
yaitu berkisar 6 sampai 7. Tetapi penelitian ini perlu dilanjutkan untuk
mengetahui lebih detail tentang kadar dan kemampuan Nauclea dalam mengabsorbsi
mineral sulfida.
Penelitian teknologi Fitoremediasi akan selalu
dikembangkan. Melihat potensi pereduksian logam berat dengan tanaman akan lebih
baik ketimbang dengan cara pengapuran yang biasa dilakukan untuk mengurangi
kadar keasaman. Mengingat muasal kapur juga dari bahan tambang-nah!! Dengan
penggunaan akumulator dari tanaman, diharapkan rehabilitasi tanah pasca
penambangan dapat pulih dengan baik. Dan tidak menimbulkan kerugian yang
lainnya.
1 Widyati E. 2008. Potensi
Tumbuhan Bawah sebagai Akumulator Logam Berat untuk Membantu Rehabilitasi Lahan
Bekas Tambang. Prosiding Air Asam Tambang
di Indonesia dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia (3):hal 1- 6.
2 Hasil dari mengikuti seminar
skripsi Miftahul Mawwadah yang dibimbing oleh Dr. Irdika Mansur dan Dr. Lana
Saria
-hp-
Kutai
Kartanegara, Februari 2013
Hai, Prof Antoko....
BalasHapusTanaman yang bisa berfungsi sebagai akumulator logam, kriterianya apa aja sih?
Tanaman yang sudah melakukan tindakan fitoremediasi, apakah aman untuk digunakan (sebagai pangan, pakan, papan)?
Eh... BTW, Kunti itu siapa sih? Pacar Prof waktu kuliah [yang biasa nge-back up Prof kalau tidur di kelas] yaaaa???
Visits my blog juga dong, http://ekayunus.wordpress.com/ :D
hai juga Eka
Hapusblogmu manis ka, apalagi yg nyritain cokelat sampai ke pancake trus mentok di jengkol.hheuheu
oh yaa,,kayaknya ak rajin sholat jumat lhoo,,hheuheu
okeh,,utk kriteria tanaman sbg akumulator logam, tentunya dia harus mampu hidup di lahan yang mengandung logam berat tinggi. klw ada tanaman di area tailing atau outpit tak bersoil kok mati, y uda delet saja tanaman itu sbg akumulator. yg kedua, kemampuan meng-akumulasi logam berat tanpa meracuni tanmn itu sndiri. tanaman seperti ini memiliki fitokelatin yg berbentuk protein utk mengikat logam. utk mengetahui sifat kedua ini memang hrus dilakukan uji lab.
utk tujuan pangan, papan dan pakan ak jg belum betul2 ngerti. yg lbh dekat sih memang utk kebutuhan pakan (klw di indonesia), mengingat kebanyakan tanaman pioneer maupun akumulator jg banyak dari fabaceae, seperti cm, cp, pj, mucuna dan turi.
duh ehh,,, pacar?
kunti itu yg suka nongkrong diatas pohon di mlm jumat itu loo ka,,hheuheu
untuk sodari eka yunus dan prof antoko, tergantung dr kondisi lapangan nya eka, krn tanaman air dpt menjadi hyper accumulator plant contoh nya paku air. di atas mar prof antoko kurang menjelaskan jenis2 fitoremediasi, fitoremediasi dpt di bg menjadi 6 (banyak versi nya) ada yg di sebut fitoekstraksi, fitorhizofiltration, dll (cari sendiri)...nah penggunaan tanaman nya tergantung dr jenis fitoremediasinya. nah tanaman fitoremediasi setau ane kgk bs untuk jd bhn pangan ato untuk konsumsi krn tanamannya menyerap unsur2 logam berat yg terkandung dan lalu di panen, klo mw ukur besarnya kandungan yg terserap pake ajja cara dry weight (berat kering)....sekian
HapusAh... Gitu deh. Yang nulis blog jauh lebih manis.
BalasHapusRajin Jum'atan? Tapi kamu kan di Borneo, Mas. Hahahaaha...
Eh... Mangstab penjelasannya :2thumbup ditunggu tulisan selanjutnya :)
yaahh,,, gagal ngarep dah,,hheuheu
Hapusyups,,samasama
akan ada sesi selanjutnya ka utk judul tulisan di atas
Assalamualaikum
BalasHapusmas rofan saya oki (silvikulutur46)
mas rof, saya mau tanya kalau sorgum itu bisa ga dijadikan sebagai tanaman akumulator logam berat????