Kamis, 21 Februari 2013

Fitoremediasi


Kalau kamu seorang pegawai sipil di kementerian kehutanan atau kamu penggiat kelestarian hutan atau kamu mahasiswa kehutanan, pasti kamu pernah belajar tentang pengertian hutan dan tetek bengeknya. Gampang aja sih, cukup print  saja tuh UU no 41 tahun 1999, nanti kalau ada persoalan tentang pengertian tinggal dibaca saja, hhihi. Tapi diceritaku yang ini bukan mau memberi pengantar ilmu kehutanan, hanya Prof. Cecep Kusmana dan Dr. Lailan Syaufina yang berhak dan jago untuk itu. Tulisan ini  hanya sekedar berbagi cerita tentang tumbuhan akumulator logam berat untuk membantu rehabilitasi lahan bekas tambang. Sejauh apa yang saya tahu dari literature dan sedikit apa yang saya temui dipraktik menjadi buruh di suatu perusahaan tambang.

Ehh,,biar lebih santai mendingan kamu buat kopi dulu deh, atau untuk kamu yang tidak mengkonsumsi kafein jangan minum juga teh, karena kalau ngga salah, saya pernah baca artikel dari Health secret, teh juga mengandung kafein walaupun jumlahnya sangat sedikit. Cukup saja minum air putih, insa awoh menyehatkan dan tetap bisa santai.

*

Kamu juga sudah tahu-bahkan sudah pada level faham, bahwa salah satu  fungsi hutan adalah sebagai tempat konservasi plasma nuftah. Dan apa yang akan terjadi jika di bawah hutan tersebut ada mineral yang bernilai? Tentunya pemerintah akan memberi ijin kepada siapapun yang bermodal untuk melupakan plasma nuftah yang ada di dalam kawasan itu, walaupun areal tersebut sebelumnya sudah ditetapkan sebagai Hutan lindung. Dan dari sinilah penambangan mineral dimulai.

Selain vegetasi, fauna dan makluk lainya yang alami ada disana tergusur penambangan, juga mengakibatkan akumulasi bahan beracun. Bahan beracun bisa berasal dari proses oksidasi mineral sulfida maupun dari proses pemurnian bijih-pemurnian biasa dilakukan untuk penambangan mineral bijih seperti besi, emas, bauksit dan sebagainya.

Oksidasi mineral sulfida dengan melepaskan sulfat sehingga menurunkan pH tanah. Penurunan pH tanah mengakibatkan kelarutan logam-logam. Sehingga pada lahan bekas penambangan batubara terjadi akumulasi logam-logam cukup tinggi. Logam-logam itu yang dapat membunuh sebagian besar makluk hidup yang hinggap disana.

Seperti pada cerita sebelumnya, saat Khunti belajar reklamasi pasca penambangan. Bahwa kondisi seperti tersebut di atas membutuhkan teknik dan perlakuan yang lain. Oh iaa,,,kunti di cerita ini tidak nongol, karena saya dapat kabar dari kawanya-Risda, ia sedang sibuk KRS-an. Maklum, status mahasiswa akan disibukkan dengan KRS sebelum memulai kuliah pada semester yang baru. Ehh,, ngomong-ngomong KRS itu kepanjanganya apa ya? Hhehe, maaf saya lupa. Maklum dulu KRS sering nitip ke kawan yang lagi di kampus. Yo wes lah ngga papa ngga tahu kepanjangan dari KRS, tapi kalau ada yang inget kasih tahu saya ya.

*

Tanah yang memiliki kandungan logam cukup tinggi diperlukan pemilihan jenis tanaman yang tepat, yaitu tanaman yang dapat bertahan hidup dalam kondisi seperti itu sekaligus dapat mengabsorbsi logam-logan beracun. Tindakan mengabsorbsi logam dengan tanaman biasa disebut dengan Fitoremediasi.
Salah satu mekanisme tanaman dalam proses fitoremediasi adalah dengan menyerap logam dan mengakumulasinya ke dalam biomassa tanaman. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai kemampuan akumulator logam adalah Bunga Matahari (Heliathus anmus), Paku Pteris vitata, Thalspi caerulescens kelompok family Brassicaseae1.

Selain itu Thypa juga tipe tanaman yang dapat menyerap Fe. Thypa banyak digunakan dalam menurunkan kadar Fe pada settling pond, supaya pH air kembali netral dan stabil. Penggunaan Thypa ada baiknya dikombinasikan dengan treatment aktif pengapuran supaya mendapatkan hasil lebih cepat menetralkan pH. Jenis tanaman kayu yang mempunyai sifat menyerap logam adalah Nauclea. Jenis ini menurut Dr. Irdika Mansur diperkirakan efektif dalam menyerap Fe dan mineral lainya pemicu keasaman air dan tanah2. Hal ini dibuktikan dengan penelitian beliau dengan anak bimbingnya-Miftahul mawwadah yang mendapatkan hasil pH dari yang awalnya di bawah 4 menjadi netral yaitu berkisar 6 sampai 7. Tetapi penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui lebih detail tentang kadar dan kemampuan Nauclea dalam mengabsorbsi mineral sulfida.

Penelitian teknologi Fitoremediasi akan selalu dikembangkan. Melihat potensi pereduksian logam berat dengan tanaman akan lebih baik ketimbang dengan cara pengapuran yang biasa dilakukan untuk mengurangi kadar keasaman. Mengingat muasal kapur juga dari bahan tambang-nah!! Dengan penggunaan akumulator dari tanaman, diharapkan rehabilitasi tanah pasca penambangan dapat pulih dengan baik. Dan tidak menimbulkan kerugian yang lainnya.


1 Widyati E. 2008. Potensi Tumbuhan Bawah sebagai Akumulator Logam Berat untuk Membantu Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang. Prosiding Air Asam Tambang di Indonesia dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia (3):hal 1- 6.
2 Hasil dari mengikuti seminar skripsi Miftahul Mawwadah yang dibimbing oleh Dr. Irdika Mansur dan Dr. Lana Saria

-hp-
Kutai Kartanegara, Februari 2013

6 komentar:

  1. Hai, Prof Antoko....
    Tanaman yang bisa berfungsi sebagai akumulator logam, kriterianya apa aja sih?
    Tanaman yang sudah melakukan tindakan fitoremediasi, apakah aman untuk digunakan (sebagai pangan, pakan, papan)?

    Eh... BTW, Kunti itu siapa sih? Pacar Prof waktu kuliah [yang biasa nge-back up Prof kalau tidur di kelas] yaaaa???

    Visits my blog juga dong, http://ekayunus.wordpress.com/ :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai juga Eka
      blogmu manis ka, apalagi yg nyritain cokelat sampai ke pancake trus mentok di jengkol.hheuheu
      oh yaa,,kayaknya ak rajin sholat jumat lhoo,,hheuheu

      okeh,,utk kriteria tanaman sbg akumulator logam, tentunya dia harus mampu hidup di lahan yang mengandung logam berat tinggi. klw ada tanaman di area tailing atau outpit tak bersoil kok mati, y uda delet saja tanaman itu sbg akumulator. yg kedua, kemampuan meng-akumulasi logam berat tanpa meracuni tanmn itu sndiri. tanaman seperti ini memiliki fitokelatin yg berbentuk protein utk mengikat logam. utk mengetahui sifat kedua ini memang hrus dilakukan uji lab.
      utk tujuan pangan, papan dan pakan ak jg belum betul2 ngerti. yg lbh dekat sih memang utk kebutuhan pakan (klw di indonesia), mengingat kebanyakan tanaman pioneer maupun akumulator jg banyak dari fabaceae, seperti cm, cp, pj, mucuna dan turi.

      duh ehh,,, pacar?
      kunti itu yg suka nongkrong diatas pohon di mlm jumat itu loo ka,,hheuheu

      Hapus
    2. untuk sodari eka yunus dan prof antoko, tergantung dr kondisi lapangan nya eka, krn tanaman air dpt menjadi hyper accumulator plant contoh nya paku air. di atas mar prof antoko kurang menjelaskan jenis2 fitoremediasi, fitoremediasi dpt di bg menjadi 6 (banyak versi nya) ada yg di sebut fitoekstraksi, fitorhizofiltration, dll (cari sendiri)...nah penggunaan tanaman nya tergantung dr jenis fitoremediasinya. nah tanaman fitoremediasi setau ane kgk bs untuk jd bhn pangan ato untuk konsumsi krn tanamannya menyerap unsur2 logam berat yg terkandung dan lalu di panen, klo mw ukur besarnya kandungan yg terserap pake ajja cara dry weight (berat kering)....sekian

      Hapus
  2. Ah... Gitu deh. Yang nulis blog jauh lebih manis.

    Rajin Jum'atan? Tapi kamu kan di Borneo, Mas. Hahahaaha...

    Eh... Mangstab penjelasannya :2thumbup ditunggu tulisan selanjutnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaahh,,, gagal ngarep dah,,hheuheu
      yups,,samasama
      akan ada sesi selanjutnya ka utk judul tulisan di atas

      Hapus
  3. Assalamualaikum
    mas rofan saya oki (silvikulutur46)
    mas rof, saya mau tanya kalau sorgum itu bisa ga dijadikan sebagai tanaman akumulator logam berat????

    BalasHapus