Kamis, 28 Februari 2013

Menguap itu dapat menular


Siang yang sudah menjelang pukul setengah tiga. Kebetulan langit dari kaca jendela berwarna abu rada-rada gelap. Mendung, dan hujan nyaris netes. Tapi belum hujan deras, hanya sempat beberapa kali ada cipratan kecil di luar jendela.

Di dalam kantor, di ruangan Enviro section, tertinggal 2 laki-laki saja. Kalau 1 perempuan dan 1 laki-laki itu sudah ada dalilnya, dan itu menurut saya lebih asyik. Tapi kalau keduanya adalah laki-laki, nah itu yang harus lebih hati-hati. Maklum sekarang jamanya gossip. Semoga cerita maho dan lain sebagainya tak berepidemi di ruangan ini.

Tapi ketika dalam ruangan hanya terdapat dua laki-laki, apakah itu menjadi suatu kekhawatiran yang terlalu sangat. Sepertinya tidak juga, mungkin tadi saya hanya berlebihan. Buktinya ini enjoy-enjoy saja. Masing-masing menyelam dalam layar computer yang ada di hadapanya. Pada ruangan yang sama, tapi seperti berjarak ratusan mil. Begitulah, terkadang kesibukan kerja membuat sedemikian rupa pemandangan dalam ruangan kantor ini menjadi saling asing.

Dan pada menit ke tiga puluh lima dari jam empat belas wita, rekan saya, Pak Yeye, mengajak bertukar tempat duduk, dia ngantuk. Dia mencari tempat untuk sejenak menuruti kemauan rasa kantuknya. Dan mencari tempat yang tidak mencolok untuk dilihat orang yang berlalu lalang di luar ruangan. “pindah di kursi situ saja pak” tunjuk tangan saya pada kursi milik Pak Adit, “aman juga kok di situ” saya meyakinkan.

Dia bergegas menuju kursi yang saya tunjuk barusan. Satu sampai dua kali dia menguap, dan saya seketika mengikutinya. Saya menguap juga. Hoammm…

“hhaha….” Tawa Pak Yeye. “ketularan ngantuk ya kamu”

“ndak Pak, ketular nguap saja” tukas saya

Hhaha,,,dan dari situ saya stop dulu laporan akhir bulan saya yang tinggal selesainya. Saya googling sebentar, penasaran dengan kenapa nguap itu menular. Dan inilah artikel yang saya kopi paste dari detikhealth.

"Kami berpikir penyebab menguap itu menular karena dipicu oleh mekanisme empatik yang berfungsi untuk menjaga kewaspadaan kelompok. Karenanya menguap adalah tanda empati," ujar seorang peneliti Dr Gordon Gallup, seperti dikutip dari BBCNews, Kamis (8/4/2010).

Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentu.

Ketika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat oang lain menguap.

Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Karenanya menguap sering dianggap sebagai cabang dari impuls (gerakan) tiruan yang sama.

Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap.

Selesai saya menbaca artikel tersebut dan beberapa artikel dari sumber lainya dengan materi yang sama, Pak Yeye sudah senyap dengan beberapa kali melempar kode kalau dia sedang lelap. Mendengkur dengan ritme yang halus.

1 komentar: