Suara
“bip bip bip” dari ponsel pintar dalam saku baju sisi kiri berbunyi. Ternyata
telfon dari seorang pekerja di nursery tempat saya penelitian dimasa mahasiswa
dulu. “Halo… Apa kabar Pak?” sambut ia dari sebrang dengan ramah, dari beberapa
percakapan ia memberi kabar bahwa sekarang sudah pindah kerja. Berbekal ijazah
SMK Pertanian dari salah satu kota di jawa bagian timur, ia merantau menjadi
tenaga kerja di nurseri, dan kini ia sudah alih keahlian. Menjadi driver Dump Truck pada perusahaan
batubara di kabupaten Berau adalah yang ia pilih, demi penghidupan anak istri
yang lebih baik.
Senin, 30 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
Puncak Sikunir
Pukul
dua kosong-kosong, waktu dimana ayam jago juga belum berkokok. Sebagian orang
sudah mulai bangun dari istirahat malamnya. Lengan baju yang dilipat sampai
atas siku, lalu melakukan basuhan awal dan sampai basuhan terakhir pada kaki,
untuk mensucikan dan untuk bersujud. Ada juga yang menurunkan hasil pertanian
di trotoar depan pasar, memanggul karung berisi jagung atau mendorong gerobak
bermuatan tomat dalam zak. Tapi tak sedikit juga yang baru memulai tidurnya,
setelah bercengkerama dengan keluarga yang terlalu larut, maklum tuntutan
pekerjaan kadang memaksa orang tua harus memulai dengan telat, termasuk juga
dengan buah hatinya.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Benguk
![]() |
Dari dalam |
Bila
anda sedang bertamu di ruangan Pak Bob, mungkin karena keperluan pembuatan
Simper atau berkonsultasi dengan beliau tentang safety, atau berunding-tegang
tentang reklamasi, atau mungkin sekadar bergurau di ruang beliau dengan
membicarakan harga kedele dan harga batubara yang berkolerasi negative,
sempatkanlah untuk mengerlingkan mata mengarah ke luar melalui jendela. Suatu
bentuk lanskap yang sederhana dengan saung di atasnya. Padu padan rambatan
tanaman dan saung di atas tebing memberikan nuansa segar tersendiri di ruangan
itu, mungkin itulah sebabnya Si Empunya ruangan selalu membiarkan ac mati dan jendela terbuka bebas.
Segarr…
Selasa, 15 Oktober 2013
14 yang ke 7
Manisnya
seperti kamu. yang ke tujuh untuk tanggal empat belas. Pas seperti tatanan yang
kamu pernah katakan “aku suka angka tujuh dan empat belas adalah angka
penyempurna”. Di tambah lagi, malam ini adalah malam dimana setiap pemegang
tauhid islam bertasbih, bertahmid dan bertahlil.
Kamis, 26 September 2013
Lidah mertua
Jujur, otak saya harus terpaksa berfikir keras saat
mendengar nama salah satu jenis tanaman satu ini. Bukan karena taksonomi atau
tentang fisiologinya, tapi karena namanya yang unik dan nyleneh. Lidah mertua. Iya, masyarakat kita nyebutnya seperti itu.
Kembang lidah mertua. Kalau lidah buaya saya lebih dulu mengenal, dan menurut
saya wajar karena bentuk daun lidah buaya yang lebih mirip dengan bagian organ
buaya. Jadi otak saya cukup menerima dengan tanaman lidah buaya, meskipun
sebenarnya daunnya lebih mirip dengan ekor buaya dari pada lidah seekor buaya.
Lha ini Lidah mertua, apa coba hukum kasualitasnya? Kalean bingung dengan bunga
ini? Maaf, saya juga bingung. Hheuheu…
Rabu, 25 September 2013
Suasana kopi
Sedari
tadi, aku mencarimu di dalam lemari
Tapi,
tak juga kutemui
Kemudian,
aku mencarimu di bawah telapak kaki ibu
Siapa
tahu kamu kembali ke asalimu
Tak
kutemui juga
Lantas, harus kucari kemana?
Rabu, 21 Agustus 2013
Kejutan
Jadi
ceritanya saya agak terburu-buru. Melihat jarum arloji di angka dua lebih dikit
pada jarum pendek, di angka jarum panjang, dan kebetulan arloji saya tidak
berjarum panjang berwarna merah. Pada arloji saya penunjuk jarum panjang merah
disajikan dengan digital. Pada waktu jarum arloji tersebut saya belum sholat
dhuhur. Langsung saya ke kamar mandi untuk menyucikan muka dan bagian-bagian
lain supaya lebih segar. Di rumah ini, tak ada tempat khusus untuk berwudu,
jadi saya melakukanya di kamar mandi.
Selasa, 20 Agustus 2013
Kopi Emak memang enak
Pukul
tujuh lewat tujuh belas menit, jam digital yang ada pada kanan bawah layar
leptop. Sore perdana berada di kamar mess setelah saya tinggal mudik lebaran
beberapa hari kemarin. Sore tadi sudah saya bersihkan debu-debu yang melekat di
kulit porselen lantai, bahkan jarin g-jaring rumah binatang yang seperti
laba-laba tapi memiliki kaki lebih panjang dan ukuran badan lebih kecil. Sprei
yang telah tercuci tadi pagi, sore ini sudah wangi dan siap membungkus kasur
ber-per. Tumpukan buku yang terbiar berantakan di meja saat saya tinggal mudik
kemarin, saya tata kembali. Rapih dan bersih, itu yang saya harapkan. Ehh,,
masih ada yang kurang. Harus juga wangi. Pewangi ruangan siap menyemprot pada
setiap sudut ruang kamar. Sudah, sekarang sudah wangi.
Sabtu, 13 Juli 2013
Ruang yang nrawang
Pada
meja bundar, yang bisa diisi oleh tiga kursi. Meskipun sebenarnya bila diisi
dengan empat kursi masih bisa. Karena ada satu sisi yang menempel pada dinding,
maka kursi yang muat hanya tiga pada kondisi yang masih nyaman. Pagi ini, saya
sudah duduk ganteng di salah satu kursi yang memeluk meja bundar itu. Duduk
pada sisi yang pas sebelah kanan saya adalah dinding dari kaca. Kaca ini tembus
pandang pada apa yang ada di ruang sebelah. Di seberang kaca adalah ruang Tuan
manajer. Ruang yang selalu panas, juga pada makna sebenarnya. Mesin Panasonic
dengan kekuatan pendingin satu peka tidak terlalu berarti di ruangan ini. Pada
ukuran ruangan tiga kali tiga meter persegi harusnya mesin ini dapat berfungsi
dengan lebih. Tapi, Tuan manajer tidak tahan dengan pendingin. Jadi,
dicuekinlah si pendingin itu. Kasian. Selain itu, ruang ini tak jarang juga
terlihat tatapan mata yang menajam dan percakapan yang menegang.
Rabu, 03 Juli 2013
Ant dan Gula
Antoni,
pagi buta sudah bangun dan mulai menyiapkan untuk memeluk apa yang ia cintai.
Umumnya, untuk yang lain, akan memeluk apa yang dicintai saat terlelap malam.
Tapi Antoni beda, ia masih lajang dan satu-satunya yang ia cintai adalah bahan
hasil olahan tebu, gula pasir. Semut mana yang tidak doyan gula. Semua suka,
tapi ada karakter unik oleh Antoni pada yang ia cintai. Pada kristal gula pasir
ini.
Tak
lupa ia melakukan rutinitas sembah sujud pada sang penciptanya, juga pencipta
yang ia cintai. Pada rutinitas tersebut selalu tak tertinggal ia mengucap rasa
syukur kepada sang hyang karena telah menciptakan sang kekasih dambaan. Gula.
Setelah melakukan sembah sujud,ia olahraga kecil, supaya tak kram bila nanti ia
menikmati kekasihnya.
Jumat, 28 Juni 2013
Monolog Pagi
Bungaku,
bunga yang tumbuh organik pada tanah yang penuh bahan sintetik. Bungaku yang organik
tumbuh di bawah matari yang terik. Bungaku yang organik, dan tentunya ia juga
sempat menghisap yang sintetik. Justru itu ia bukanlah pribadi yang tengik. Ia
bisa berkolaborasi dengan lingkungan yang tiap hari makin kecekik oleh plastik.
Bungaku,
tidak dipelihara oleh seorang juragan. Bungaku, tidak dipupuk secara sengaja
oleh tangan babu rumahan. Bungaku, kamu mengisap nutrisi dalam tanah yang sudah
disediakan oleh tuhan. Bungaku, meskipun harus pelan berkembang tapi kamu tahu
arah tujuan.
Selasa, 28 Mei 2013
Citra niaga
Pukul
11 lewat beberapa menit, siang hari. Saya putuskan untuk menggunakan jasa
angkot untuk menuju pertokoan Citra niaga. Sebenarnya pernah sekali ke tempat
itu, tapi sudah beberapa bulan yang lalu, dan kini, saya lupa. Saya tidak yakin
segera menemukan tempat itu bila dengan berkendara sendiri. Jasa angkutan kota
adalah pilihan tepat untuk menuju sana. Sebenarnya bisa juga menggunakan ojek
yang lebih cepat, tapi Samarinda dengan siang yang erat dengan bulir-bulir debu
yang bebas mondar-mandir-hilir-mudik, saya rasa tak tepat bila menggunakan jasa
ojek. Ingin yang lebih nyaman juga ada, taksi dengan seri sedan Limo. Dengan
jasa angkutan ini, harus dalam-dalam rogoh kocek, sehingga cukup bukan menjadi
pilihan.
Angkot
juga mengingatkan saya pada masa kuliah dulu. Saat kuliah angkot menjadi
pilihan primadona kebanyakan mahasiswa yang akan memobilisasi diri ke suatu lokasi,
tak terkecuali saya. Meskipun abang-abang angkotnya tidak jarang juga membuat
suasana gerah karena ngetem yang tak kunjung melepas pedal rem, tapi tetap saja,
kehadiranya sering saya nanti-nanti.
Rabu, 22 Mei 2013
Total Residu Terlarut
Masih terjaga bersama waktu. Tak hanya
waktu, akhir-akhir ini selain kopi dan kotak putih ada faktor lagi yang menjadi
kawan dekat, jarak. Begitupun sebenarnya saya berseteru dengan jarak, tapi saya
jadi mengerti apa makna dari kilometer dan kedekatan. Ini masih terlalu pagi,
tak baik terus berseru pada jarak. Oke, saya hanya ingin bercerita tentang
rekan dan yang intim pada rekan saya.
Sebenarnya waktu itu saya basa-basi
ngajak dia ngopi di sebuah kedai. Di kota ini, kota yang baru saya akrabi,
lebih sering ngopi sendiri. jarang dari rekan baru saya disini yang sehobi
dengan melewati setiap menit dalam jam-jam di kedai. Dan saat itu, rekan saya, Dito
namanya, menerima tawaran saya. Jadilah kami ngopi. Dito adalah enginer
lingkungan yang dua tahun lebih dulu memulai pengalaman dalam area lingkungan
tambang.
Ia pernah bilang, ketika sudah
berkeluarga, ia lebih memilih tinggal di perumahan dari pada hidup di desa.
Selain tertata, perumahan memberi jaminan hidup yang lebih privat. Di desa
tidak seperti itu. “Di desa dalam seminggu bisa saja harus menghadiri undangan
syukuran sampai sembilan kali” kata dia. Dari situ saya menilai Dito adalah
teman yang cukup menghindar dari kehidupan rural, dan lebih memilih yang
invidual. Saya sempat berfikir, ia adalah introvert.
Selasa, 30 April 2013
Tujuh
Tetangga samping rumah, yang depan
rumahnya ada bangunan langgar pernah mengatakan,
bahwasanya langit itu bertingkat sampai tujuh lapis.
Surga juga terdiri menjadi tujuh kelas,
ujar mereka. Memang, banyak dari disiplin ilmu yang menyatakan angka tujuh
dengan kaitan-kaitan yang unik juga menarik. Dan kamu, juga punya versi
tersendiri.
Bagimu, Tujuh adalah sesuatu yang
sungguh. Monumental, mungkin bukan sekedar itu. Tapi aku tak tahu apa tujuh
menurutmu. Yang aku ingat, kamu suka tujuh.
Jenis Pioneer, Lokal dan sampai MPTS
Ada
skeptis pada orang-orang yang bekerja di persemaian. Yaitu tentang tanaman
pioneer. Kebanyakan mereka menganggap tanaman pioneer adalah jenis-jenis
seperti sengon, sengon buto dan akasia-kebanyakan berarti bukan semuanya lho
yaa, ada sebagian juga yang sudah mengerti. Pioneer sendiri adalah tanaman yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada awal suksesi dan mempunyai sifat cepat
tumbuh. Sengon, akasia merupakan tanaman pioneer, tapi tanaman pioneer tidak
hanya itu. Misal, Trema, Nauclea, Hibiscus, Macaranga, johar (Cassia
seamea) dan masih banyak contoh lainya.
Selasa, 23 April 2013
Belum berjudul
Pada jauh
mata hanya bisa menebak, sambil terbelalak. Pada lama, hati ia hanya bisa
bertahan. Meyakini, juga meyakinkan apa yang telah dipilih. Sudah banyak yang
tahu. Saat memberi jadilah seperti matahari. Tak berharap imbalan. Tapi siapa
yang tahan untuk tidak mendapat timbal balik kasih yang diberikan. Bahkan tuhan
juga demikian. Makluknya yang tak patuh, apalagi setelah diberi, tuhan
mengancam dengan tempat yang mengerikan, ini malah hukuman. Kejam bukan?
Entah,, kenapa adagium tadi sangat berat. Tapi tuhan tak memerintah untuk
seperti matahari bukan? tuhan hanya ingin kita solat. Setelah itu surga. Betul
begitukah? Entah...ya sudah.
Manusia susah untuk menjadi matahari.
Tapi tak baik manusia menyalahkan tuhan, walau
sering manusia demikian. Manusia memang tak harus seperti matahari, tapi
manusia bisa berusaha memberi tanpa memikirkan setelahnya. Hanya memberi.
Yakin??
Pada jauh, sungguh apa yang ia sudah yakini akan
susah, walau yang lainya merubah. Pada manusia yang sungguh, ia tidak memainkan
hati tapi ia bermain dengan hati. Pada lama, ia tak sekedar bermain. Ia ingin
bersama dengan keyakinan, juga bersama pilihan.
Sungguh.. ia hening karena sesaat tak bersamamu.
-hp-
Tenggarong, 23 April 2013
Sabtu, 13 April 2013
Coffee time
Kamu pernah bilang, nanti ke Coffee time yuk?. Hayuuukk.
Jawabku penuh gairah. Manapun tempat yang ingin kamu jangkau, aku mau
menemanimu. Jawabku, kali ini hanya dalam hati. Jujur aku tak terlalu priorotas
tempat untuk denganmu. Manapun tempat asal denganmu, aku bisa merasakan ruang
fana yang pernah dijanjikan oleh agamaku. Itu saat bersamamu. Kata nanti,
ternyata masih lama. Masih ada beberapa minggu untuk menungguimu di Coffee time
yang pernah kamu sebut itu.
Malam ini aku di Coffee time. Resto dan café yang
cukup punya pelanggan berdandan necis di kota ini. Beberapa kali memang aku
sempat ngopi disini, meskipun sebenarnya yang ku ingini adalah untuk menikmati
konser musik. Konser musik di sini biasanya gratis. Untuk kali ini, aku di café
ini, untuk menepati undangan dari kantor. Tapi café ini beda dengan yang pernah
kamu janjikan. Aku disini, masih belum bersamamu. Untuk bersamamu masih
terhitung tujuh minggu, ini Coffee time yang di dekat sungai terbesar dan
terpanjang di provinsi yang ku tempati saat ini. Di tempat yang berbeda daratan
denganmu. Di tempat ini sering ada konser musik. Dan aku pertama kali menikmati
musik jazz di tempat yang baru ini, ya di café ini. Tentunya sejak aku tinggal
di tempat ini. Memang berbeda dengan tempat tinggal kamu. Di sana kita bisa
lebih sering menikamati musik-musik yang tak mainstream, tapi di sini sangat
langka dan jarang. Dengar-dengar malah baru kali ini, di kota ini ada live
music Jazz dengan mendatangkan musisi sekelas Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa,
I Wayan Balawan serta lainya.
Selasa, 09 April 2013
Konsorsium 10-rupiah

Kemudian secara tidak saya rencanakan, saya
menemukan artikel pada kompas.com yang ditulis oleh Mariska Lubis pada tanggal
1 april 2013 dengan judul Merokok adalah hak asasi manusia. Mariska mengulas
tentang Negara demokrasi di Indonesia sebelum ada peraturan daerah di ibukota
yang melarang merokok di mall atau di tempat umum lainya. Negara Indonesia lebih
demokratis dibanding Negara Amerika atau Singapura, menurutnya. Tolok ukurnya
adalah peraturan larangan merokok di tempat umum. Di Amerika, orang merokok di
luar rumah adalah seperti mencari jankrik aduan pada musim akhir penghujan,
sangat sulit.
Selasa, 02 April 2013
Dari Pinggir Jalan
![]() |
Masih Berjalan |
dari satu rumah ke pelanggan yang lainya, Ibu ini memadukan barang jajananya antara jamu tradisional dan kudapan.
![]() |
Diantara Roda Mesin |
Bapak tua bersama sepeda tuanya menahan beban untuk sepeda lainya. Pada sela-sela bahu jalan raya, ia terhimpit oleh teknologi
![]() |
Bermain |
Dengan kaleng bekas susu, mereka menabung recehan. Tak jarang juga mereka memanfaatkan untuk bermain.
-hp-
Samarinda April 2013
Senin, 01 April 2013
Bogor
![]() |
Bogor di sekitar Tugu Kujang |
Bogor. Itu nama kotanya. Identik dengan hujan,
angkot , Kebun raya, puncak dan apalagi ? oh iya, IPB, kampus pertanian yang di
bangun pada masa pemerintahan Bung karno.
Apa kesan kamu saat datang ke Bogor? Bagi kamu yang
pertama menginjakkan kaki ke Bogor dan lewat pintu stasiun Bogor, kemudian
kejebak macet di Merdeka, berarti kamu sedang diuji kesabaranmu. Selamat datang
di kota macet..cet..cet. Hhehe. Bagi yang hari pertama merasakan tak
henti-henti hujan menyiram kota ini, berarti jiwa kamu sedang panas kali ya (?)
makanya tuhan memberikan siraman air , nah biar adem lagi kamunya harus ke
tempat ibadat supaya dapat siraman rohani. Dan ada catatan nih, bagi yang
beribadat di hari minggu, mohon maaf, karena di rumah ibadat di daerah Yasmin
masih terus diusik oleh oknum yang galak dan ngerasa keyakinanya paling benar.
Semoga polemik tersebut segera reda, dan mereka-mereka yang beribadat dapat
menjalankan dengan khusyu.
Selasa, 26 Maret 2013
Tentang Karir dan Yuni
Sebenarnya ini adalah cerita rahasia, tapi menarik untuk dibagikan, dan saya sudah mengantongi SK yang berisi ijin masang baliho di persimpangan tugu pancoran, ehh bukan, tapi ijin untuk mempablis dari yang mbaurekso untuk membagi cerita ini.
Ceritanya saya punya kawan cewe ni, sebut saja lah
namanya Yuni-mungkin karena lahirnya bulan juni sehingga ibunya ngga mau
repot-repot cari nama, dan dinamailah ia Yuni, anak perempuan yang lahir di
bulan juni. Sederhana maksud orang tua kepada anak. Tidak mengharap yang
terlalu berlebih seperti orang tua-orang tua lainya dengan memberi nama anaknya
dengan nama keinggris-inggrisan atau kearab-araban. Misal, Angelina-sebuah doa
semoga anak perempuan menjadi anak yang berkepribadian suci (malaikat) dan
jelita atau cantik-tapi ada juga tuh yang namanya gitu tapi suka nilep duit
rakyat juga. hhihi. Atau, Nurul Jannah-anak perempuan yang memiliki paras
kepribadian dan sinar tatapan mata yang mendamaikan (surga). Besar harapan
orang tua mereka kepada anaknya, lain dengan Yuni. Sederhana, hanya nama yang
menandakan kalau si anak lahir di bulan Juni.
Senin, 25 Maret 2013
Komplikasi
Pernahkah kamu merasa kangen setengah mati? Pasti
pernah dong. Namanya juga manusia, punya selera dan kasih sayang pada sesuatu.
Sore ini, entah apa penyebab dari segala semua yang
ujug-ujug saya pingin banget berada di depan pangung konser music rock. Seperti
masih pake baju putih abu-abu. Power metal, God bless atau Slank yang saat itu
pernah membuat saya lupa segalanya dan ingin terus teriak pada lirik-lirik
spiritual mereka. Menyanyikan lagu mereka berhadapan dengan penyanyinya adalah sebuah
ibadah tersendiri. Seperti ada syarat dan rukunya. Tak kalah lah sama rukun
solat magrib. Kaos oblong, celana jins dan sepatu ket. Tak usah ngantongin
dompet, dalam konser rawan akan tangan geratilnya para copet. Toh buat apa juga
harus bawa dompet, di masa itu saya belum paham akan pentingnya bawa KTP, ATM
belum punya, uang juga sudah kritis mampus untuk beli tiket dan gudang garam
international sebungkus. Cukup limaribu rupiah yang masih terkantong dalam saku
jins sebelah kanan. Jaga-jaga untuk ngopi setelah pulang dari jingkrak-jingkrak
di depan rockstar.
Rabu, 20 Maret 2013
Di batas selatan Bojonegoro
“Mengolah
untuk tetap bisa makan dan tetap rimba di bagian penangkap hujan”
![]() |
Jalan di tengah BKPH Dander |
Senin, 18 Maret 2013
Sapa setelah cuti kerja
Halo semua,, dan halo juga untuk “kamu”
Sudah hampir dua minggu nih saya tidak pablis
tulisan ke serambitengah. Maklum, selama dua minggu yang lalu saya liburan
alias cuti kerja. Dan saya memanfaatkan untuk jalan-jalan dan menikmati waktu
bersama keluarga, kopi dan “kamu”. dua minggu yang terasa lekas dan sekarang
kembali ke rutinitas. Panggilan kerja yang tak harus saya elak, untuk dunia
pembelajaran, untuk keprofesionalan dan untuk mencumbui kecambah-kecambah
tanaman kacang-kacangan. Serta, masih dan untuk selalu mecintaimu melalui angan
dan tulisan-tulisan yang mendekati ketidak jelasan arah penulisanya. Hanya satu
yang jelas, ingin selalu kusebut “kamu” pada setiap helai paragraf.
Nah… iya kan,,, sudah mulai tidak jelas lagi arah
tulisannya.
Jumat, 01 Maret 2013
Menanti Kejujuran
Sore itu. Selekas sampai di mess, saya ke ruang teve
untuk mengikuti berita nasional. Sepertinya di teve sekarang ini sudah tidak
ada berita yang baik untuk dunia politik di negeri ini. Semua sedang
gonjang-ganjing. Dari wakil rakyat sampai bupati semuanya pingin ngeksis di
teve. Setiap ada peristiwa yang lagi panas, seperti martabak yang baru diangkat
dari teflon, panas dan semuanya ingin mencicipnya-semua stasiun teve
memberitakan. Dengan versi masing-masing. Itupun kalau saya menangkapnya ga
jauh-jauh amat lah dari sekian versi mereka itu.
Pada salah satu stasiun teve, nah agak lupa sayanya,
kalau nggak TvOne sih ya Metro waktu itu. Ada berita yang mengangkat lagi kasus
Century yang sudah cukup lama difrozen dan belum tahu sudah sampai mana proses
hukumnya. Dan lagu yang digunakan sebagai latar belakang berita itu adalah “Menanti
kejujuran” yang dinyanyikan oleh Ahmad Albar dengan Gong 2000.
Kamis, 28 Februari 2013
Menguap itu dapat menular
Siang yang sudah menjelang pukul setengah tiga. Kebetulan
langit dari kaca jendela berwarna abu rada-rada gelap. Mendung, dan hujan
nyaris netes. Tapi belum hujan deras, hanya sempat beberapa kali ada cipratan
kecil di luar jendela.
Di dalam kantor, di ruangan Enviro section,
tertinggal 2 laki-laki saja. Kalau 1 perempuan dan 1 laki-laki itu sudah ada
dalilnya, dan itu menurut saya lebih asyik. Tapi kalau keduanya adalah laki-laki,
nah itu yang harus lebih hati-hati. Maklum sekarang jamanya gossip. Semoga cerita
maho dan lain sebagainya tak berepidemi di ruangan ini.
Tapi ketika dalam ruangan hanya terdapat dua
laki-laki, apakah itu menjadi suatu kekhawatiran yang terlalu sangat. Sepertinya
tidak juga, mungkin tadi saya hanya berlebihan. Buktinya ini enjoy-enjoy saja. Masing-masing
menyelam dalam layar computer yang ada di hadapanya. Pada ruangan yang sama,
tapi seperti berjarak ratusan mil. Begitulah, terkadang kesibukan kerja membuat
sedemikian rupa pemandangan dalam ruangan kantor ini menjadi saling asing.
Rabu, 27 Februari 2013
Gowes to d'99
“Daerah anggana. Masuk dalam kabupaten Kutai kartanegara”
jawab Pak Fajar pada pertanyaan saya kepada beliau sebelumnya. Dan kami, para
penggemar gowes-kecuali saya, karena ini pertamakali-memulai start dari kantor
Polsek Samarinda Ilir.
Jalan aspal dengan lebar lebih kurang hanya cukup untuk dua
MPV, itupun spionya pasti sempat berjabat. dari sinilah para penggemar gowes
memulai bersepeda dengan rekah senyum sehat. Tak ada satupun dari mereka yang terlihat
kurang menarik. Sepeda gunung dengan atribut lainya yang serasi bak atlit
sepeda gunung pada ajang olimpiade-olimpiade tingkat dunia – emang ada
olimpiade tingkat kecamatan?hhihi.
Tantangan pertama-Ada beberapa tanjakan dikit dan jalan
menurun yang cukup panjang. Ketrampilan memainkan gigi ger sepeda para gowes
telah dimulai-dan saya sebaik mungkin memperhatikan mereka dan mencoba seperti
mereka. Wow,,turunan yang panjang dengan kecepatan entah berapa kilometre per
jam cukup menguji adrenalin-khusus untuk pemula, saya. Saya sempat memainkan
rem belakang, dan saat itu juga ada gowes senior yang juga pegawai senior di
kantor, langsung memberi tegur. ”turunan seperti ini, ngga usah direm Di”
tegur Pak Fajar dengan lekas melaju dari sisi kanan saya. Dan saya memutuskan
melepas rem dan wowwow sepeda melesat
lebih kencang sekencang teriakan saya dengan sekalian melepas penat dan gerah
oleh kesibukan bekerja sepekan kebelakang. Wuih
gaya betul ini, udah kaya seriusan saja kerjanya.hheuheu.
Dingin angin pagi dipadu-padan dengan hangat kekeluargaan
para gowes membuat atmosfer pagi itu berasa sirkuit yang akan kami lalui
sepanjang berpuluh kilometer terasa seperti hanya berjarak 5 langkah. harmoni
sebuah komunitas.
Jalur sepeda yang mengasyikkan, sungguh. Dan saat kami harus
melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu penyeberangan karena tempat
tujuan terpisah oleh bahu sungai Mahakam, dan kami berperahu, serta kami
sempatkan juga untuk berfoto-foto. Ini nih fotonya.
Para pegowes |
Kamis, 21 Februari 2013
Fitoremediasi
Kalau kamu seorang pegawai sipil di kementerian
kehutanan atau kamu penggiat kelestarian hutan atau kamu mahasiswa kehutanan,
pasti kamu pernah belajar tentang pengertian hutan dan tetek bengeknya. Gampang
aja sih, cukup print saja tuh UU no 41
tahun 1999, nanti kalau ada persoalan tentang pengertian tinggal dibaca saja,
hhihi. Tapi diceritaku yang ini bukan mau memberi pengantar ilmu kehutanan, hanya
Prof. Cecep Kusmana dan Dr. Lailan Syaufina yang berhak dan jago untuk itu.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi cerita
tentang tumbuhan akumulator logam berat untuk membantu rehabilitasi lahan bekas
tambang. Sejauh apa yang saya tahu dari literature dan sedikit apa yang saya
temui dipraktik menjadi buruh di suatu perusahaan tambang.
Selasa, 12 Februari 2013
2 manusia sangar
Ini tentang cerita orang hebat dan tak jarang
memasang tampang garang di daerah saya berada sekarang.
Siapa yang tak sepakat kalau Indonesia adalah Negara
yang melimpah sumber daya alam. Bahkan grup music legend pop Indonesia merayakan
kekayaan itu dengan lagunya, kolam susu.
“ orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu
dan batu jadi tanaman “
Itulah cuplikan sedikit syair dari Koes plus pada
tahun 60an. Berbeda dengan tahun-tahun sekarang, orang-orang bakal menganggap
lagu tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi bumi pertiwi saat ini.
Penebangan pohon terjadi pada setiap jengkal katulistiwa, alih lahan hutan
menjadi kelapa sawit dan penambangan seakan menjadi prioritas penyelenggara
negara.
Selasa, 05 Februari 2013
Tempat Sampah
Jumat, 01 Februari 2013
Twilight [bukan sinopsis]
Bagi para penikmat film roman, pasti tau atau malah
tau banget film Twilight garapan Catherine
Hardwicke hasil dari adaptasi dari novelnya Sthephine Meyer dengan judul
yang serupa. Pada tayangan sepanjang kurang lebih 120 menit pada setiap
chapter, adegan yang paling memaksa kelopak mata untuk tidak berkedip adalah selain
saat-saat Edward dan Bella bercumbu adalah latar mereka bercumbu, taman rerumput
di tengah-tengah belantara hutan temperate.
Yap, lelaki mana yang tak mengakui Kristen Stewart atau
Bella Swan, nama dalam film, untuk bilang “kamfreet,,nyidam apa emaknya dulu
waktu hamil yak?” atau wanita mana yang ga sepakat kalau Jacob itu Laki banget.
Apa lagi saat telanjang dada, waow. Yah cuman kata-kata “ohmegot,,,,sunat
dimana itu bapaknya dulu yak?” hhihii..
atau mungkin kalimat-kalimat yang senada dengan frase itulah.
![]() |
Hutan Temperate Forks |
Selasa, 29 Januari 2013
Mulud
Dalan rukun iman, setelah yakin dengan tuhan
selanjutnya adalah iman kepada rasul-utusan Tuhan, Muhammad Salallahu alaihi
wasallam. Utusan yang ummiyyi tapi sangat peka dengan umat dan membaca gejala
alam dengan cermat.
Kami rindu denganmu. Bukankah secara harfiah kita
tak pernah berjumpa. Tapi orang tua kami dan guru ngaji kami mengajarkan engkau
adalah utusan Tuhan yang berparas tampan dan pengasih kepada sesama.
Dalam buku sejarah kebudayaan islam, engkau adalah
pemimpin yang dapat berlaku adil kepada rakyatnya. Dimana sifat dan sosok
seperti mu sekarang sudahlah sangat dan terlalu jarang.
Selasa, 22 Januari 2013
Banjir Ibu Kota

Pekan ke
tiga Januari 2013. Ibu kota tenggelam. Tidak hanya rumah gubuk di bantaran
sungai yang tenggelam, roda perekonomian juga kelelep, pakar ekonom merinci
dengan kalkulator dagang dan bisnis bahwa kerugian sampai bertriliunan rupiah,
bahkan Ketua APINDO menaksir kerugian mencapai 500 miliar per hari. Sekolah
libur dan anak-anak gembira bermain air, walau tak semua berakhir gembira
karena ada korban bocah yang terbawa arus air dan meninggal. Para sekertaris
dipulangkan sebelum jam selesai kerja, karena air terus meninggi dan memaksa
PLN memadamkan aliran arus listrik dan mereka tidak dapat mencetak laporan
mingguanya. Pedagang bakso sementara juga berlibur, karena babi memilih lari
mencari daerah yang lebih tinggi, dan tidak ada bahan. Apalagi pedagang asongan,
tisu paseonya pada basah dan rokok otekan nya juga mlempem kena air.Ojek, taksi dan busway juga
mandek tak beroperasi. Ojek motor masih maklum menurut saya, tapi busway yang
dirancang dengan jalan yang eksklusif pun tak bergeming mesinya saat air dari
kota di sebelah selatan ibu kota mengaliri ibu kota. Ibu kota lumpuh dan
penyakitnya sedang kambuh.
Sabtu, 19 Januari 2013
Puntung ke-4
30 menit lewat dari pukul 12 siang. Beberapa
karyawan senior maupun yang masih bau ijazah universitas, baik yang baru
supervisor atau yang sudah superintendent juga manajer-karyawan kasta bawah
tidak ada, maklum ini kan Negara yang sudah dikasta-kastakan, bahkan cafeteria
untuk karyawan pun dipisah-pisahkan, mereka meluangkan waktu istirahat kerja di
depan cafeteria perusahaan. Bagi yang on
time dalam menjalankan rutinitas makan siang, pada jam segitu sudah selesai
makan siang. Bagi yang workaholic kemungkinan
masih berada dalam ruang kerja. Dan ada juga kloter yang pada menit dari jam
segitu masih makan di cafeteria. Tiga golongan, apabila kriteria yang digunakan
adalah kedisiplinan untuk makan siang.
“Pak Bob, rokokmu yang mana ?” sapa Pak Farhan keluar
dari pintu cafeteria.
“Pakai rokokku saja gak papa Pak.” Sahut seorang
Bapakyang masih muda tapi bukan Pak Bob. Pak Adi namanya.
Selasa, 15 Januari 2013
Sahabat
Diam malam yang setia hadir
disamping ku selalu memberikan cerita tersendiri untuk ku. Cerita tentang Januari
yang tak henti-henti memberikan hujan di kota ini, cerita akan semangat sang
matahari memberiakan energy panas di bulan Agustus, cerita tentang sorak-sorai
aktivis kehutanan akan kecintaanya kepada alam raya, dan curhatan hati akan
kemana lentera asa ini termanifestasikan. Dan masih ada satu cerita lagi, yaitu
cerita tentang harum aroma persahabatan kelas Silvikultur 44. Cerita terakhir
ini lah yang sering menyetubuhi alun fikir ini, karena cerita ini yang sangat
intim dengan ku.
Tuhan Maha Baik (2)
Tuhan yang
menciptakan Typha untuk kolam tailling
Seperti
diciptakany Hawa untuk Adam
Mungkin persis.
Atau mungkin seperti
nirwana dengan dua sejoli itu
Atau mungkin
seperti yang lain juga,
Yang tak sempat
terlintas dalam sirat benak.
Ahh....
Tapi sepertinya
analogi itu juga kurang tepat
Bahkan salah
Nirwana memang
untuk Adam dan Hawa
Dan nirwana
sungguh sangat indah dan mempesona (katanya)
Typha juga untuk
tailling
Tapi tailling
tidak indah
Apa lagi
mempesona
Sungguh tidak!
Adam dan Hawa
bahagia di Nirwana
Sama. Typha
tumbuh subur dan makmur di tailling
Warna hijau dan
kerumunan yang rapat tergambarkan
Mungkim Typha
akan lebih senang kalau di Nirwana
Tapi Adam dan Hawa
tidak kalau di tailling
Gelisah dan
merana itu yang mungkin tergambar
Dalam kitab
terterang, sungai susu dan sungai air segar mengalir
Mengalir yang siap
utk ternikmat
Berbeda
Ia.beda dengan
tailing
Aliran berkandung
zat toksin tinggi yang dapat mematikan
Sel dan jaringan Adam
mungkin tak akan lama bertahan
Apa lagi rambut Hawa
yang tergerai indah pada sebelumnya
Mungkin akan
terkriting sekejap
Oh tuhan.....
Betapa engkau
ciptakan Typha ini sungguh kuat lagi sabar
Lebih sabar dan
tabah dari Adam dan Hawa
Mungkin nanti di
nirwanamu Typha Kau letakkan
Apakah Adam dan Hawa
bisa juga seperti Typha tuhan?
Ahhh....engkau
selalu tidak pernah menjawab
Sesekalipun dari
beribu pertanyaan
Hanya jawaban
”baca” yang pernah Kau sampaikan....
-hp-
12 Desember 2011
Sabtu, 05 Januari 2013
Tentang Serambi yang Di Tengah
Lewat esainya, Avianti Armand
menyajikan sebuah mula pentingnya arsitektur dalam kehidupan manusia. Semenjak itu
bangunan menjadi seperti beras, terasi, garam, gula, ikan kering atau menu
makan malam yang bagi orang Jawa Timur bakal lebih lengkap kalau setelahnya
dapat menikmati secangkir kopi. Arsitektur membentuk ruang, ada ruang dalam,
berarti ada juga sisi luar. Sisi luar yang siap menyambut apa saja yang
menghampiri, angin, Vitamin D dari sinar matahari atau asap kendaraan bermotor.
Sisi luar membuka diri untuk berasosiasi dengan siapapun, bahkan apapun. Keterbukaan
tetapi tidak lepas juga dari hantaman. Ruang dalam memberikan perlindungan,
sebuah tanda privasi, suatu pertanda tidak ingin selalu diketahui apa atau
kegiatan apa yang terjadi di dalam. Setiap orang dengan bangunan atau rumahnya,
dapat berada di dalam atau di sisi luar. Atau bisa juga di dalam tapi dapat
melihat luar. Dalam rumah sangat syarat adanya lubang cahaya atau lubang angin
yang tersedia. Dari lubang itulah orang bisa menikmati sisi luar rumah tanpa
berada di sisi luar rumah. Atau bisa juga berada pada serambi rumah, dimana
tata letak serambi itu berada pada daerah transisi ruang dalam dan sisi luar. Serambi
biasanya tak terselubung oleh lapisan yang menutup dari sisi luar. Ia terbuka
tapi cukup melindungi dari presipitasi dan terik matahari. Serambi itu juga
tidak ada yang dirahasiakan, siapapun dapat melihat dan mengecap seduhan bubuk kopi hangat
yang di-suguh-kan di meja bundar ukuran sedang di sana.
Dalam dunia arsitektur, desain
rumah masakini lebih variatif. Tidah harus selalu seperti rumah Joglo di Jawa Tengah. Dimana serambi letaknya selalu ada di depan. Pada era postmodernisme
atau isme-isme lainya yang ada dibagian termuka bisa saja kamar mandi. Karena mengingat
rumah tersebut dekat dengan terminal bus, sehingga bisa menjadi penghasilan
tambahan dengan menyewakan kamar mandi pada orang-orang yang bergiat di
terminal. Serambi rumah ternyata bisa juga diletakkan di tengah bangunan. Jangan
bayangkan serambi ini ada pada ruangan tertutup penuh dan lengkap dengan
pendingin ruangan, kalau kondisinya seperti itu, berarti tak beda dengan ruang
keluarga. Ruang keluarga lebih bersifat privat, tapi serambi bukan. Serambi dengan
desain di tengah berarti bangunan utuh rumah tidak seperti rumah-rumah model
joglo atau rumah dengan gaya modern minimalis seperti yang banyak dijajakan
oleh pengembang di perkotaan. Gambarkan dalam imajinasimu, rumah ini membentuk
seperti kompleks ruang-ruang dengan fungsi masing-masing. Kamar-kamar, dapur,
ruang keluarga, ruang kerja, kamar mandi seakan-akan berdiri dengan atap
masing-masing. Tidak ada kayu blandar yang panjang yang menjadi punggung atap
utuh untuk melindungi semua ruang-ruang yang ada di rumah. Ruang-ruang yang
berdiri mandiri tersebut dihubungkan oleh pintu pada setiap pemisah ruang. Ruang-ruang
tersusun secara terpadu membentuk mirip sepatu kuda. Dan serambi itu letaknya
berada di tengah ruang terpadu itu. Dengan bentuk seperti balai tanpa selimut
penutup samping, yang siapa saja bisa mengaksesnya, yang kapan saja anak-anak
dapat membaca buku dongeng disana, masih pake celana biru atau sudah pernah
menggunakan toga juga bisa duduk bersama disana, atau hanya sebagai tempat
singgah para peri pengumpul air mata yang kelelahan mengunduh disetiap rambut
mata di negeri ini. Hanya suatu upaya dari padu-padan pada setiap yang punya
rasa untuk berbagi dan meraih cinta serta cita-nya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), serambi disepadankan dengan beranda yaitu selasar berbentuk panjang
yang menyambung dengan induk rumah. Kebanyakan serambi juga disamakan dengan
kata teras. Serambi juga digunakan dalam sebutan provinsi Nangroe Aceh
Darusalam yaitu “serambi mekkah” yang berarti, Aceh merupakan pintu gerbang
masuknya islam di Nusantara….dan pada frase serambi tengah lebih dimaknai seperti
gambaran bangunan menyerupai balai di atas.
-hp-
Kutai Kartanegara, Januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)